Thursday, May 31, 2012

Dialog Bijak Tentang Kebosanan

Murtakibudz Dzunub - Anda sedang bosan?. Tak ada salahnya menyimak sebentar dialog sederhana yang sarat akan petuah bijak ini. Ini adalah sebuah cerita ringan tentang kebosanan. Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu : "Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?

Pak Tua : "Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu".

Tamu : "Kenapa kita merasa bosan?".

Pak Tua : "Karena kita tidak penah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Tamu : "Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua : " Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Tamu : "Bagaiman mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua : "Bertanyalah pada dirimu sendiri, mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Tamu : "Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."

Pak Tua : "Benar sekali anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu : "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua : "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu : "Pak Tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua : "Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu : "Contohnya?"

Pak Tua : "Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

Tamu : "Pak Tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun disaat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"

Sambil tersenyum Pak Tua berkata : "Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil

Agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

Semoga bermanfaat.


Posted By Kang Santri1:25:00 PM

Ya Allah

Ya Allah...
Ada rahasia apa dibalik ujian ini
Kau buat hatiku mati kutu 
Semua terasa gelap
Hati tersiksa dan merana
Kadangkala tak ingin ku tunjukkan airmata
Namun apalah daya kekuatan hati

Ya Allah...
Telah Kau janjikan bahwa akan selalu ada jalan keluar
Tapi hati ini belum juga menemukan jalan hidayahMu itu
Aku tidak ingin melihat kesedihannya
Aku tidak mampu membayangkan kepiluannya
Hari ini Kau perlihatkan lagi airmatanya dihadapanku

Ya Allah...
Hampir sembilan tahun sudah 
Kami menjalani episode yang sama
Andai ketabahan hati ini belum sesuai yang Engkau kehendaki
Kami mohon ampun
Kami hanyalah segelintir dari miliaran mahlukMu di alam ini

Ya Allah...
Apakah tak satupun do'a kami yang sampai kepadaMu
Karena yang kami tahu Engkau Maha mendengar
Mendengar rintih suara lirih dari rasa sakit
Mendengar setiap bisikan dari keinginan
Apakah kami belumlah pantas do'a kami ini Engkau kabulkan?

Ya Allah...
Apakah belum Kau ijinkan juga
Niat hamba yang ingin membahagiakan mereka?

Posted By Kang Santri9:49:00 AM

Tuesday, May 29, 2012

Sungguh Aku Ingin Memelukmu

Filled under:

Ooh... 
Gejolak apa yang sedang terjadi dihati ini
Gemuruh apa yang memporak-porandakan  secuil qalbu kecil ini

Layaknya seorang tamu, kenapa tak kau ketuk dulu hatiku
Tak selamanya aku siap menyambutmu
Bukannya kau tahu, kalau hatiku sering tak menentu

Berulang kali aku hilang kewaspadaan
Saat kau datang di suruh Tuhan
Dan kau menyaksikan sendiri, kalau aku sering kelabakan

Jika memang hidup itu harus di isi oleh kedukaan
Maka, sambut dan terimalah ketika muka ku lusuh karena cobaan
Jangan kau hempaskan aku di pelipis jurang keputus-asaan

Sungguh aku sangat ingin memelukmu dengan mesra
Karena saat ini, hanya itulah obat dari pelipur lara
Pelampiasan melempar semua kesedihan saat duka

Duhai airmata...
Mendekatlah kemari
Duhai hati yang tengah luka
Datanglah kemari
Duhai getaran hati yang tengah merasakan siksa
Jangan sungkan, karena sungguh... Aku sangat ingin memeluk kalian


(Kendal, 29 Mei 2012)

Posted By Kang Santri4:21:00 PM

Monday, May 28, 2012

Berjalan di Titik, Berhenti di Koma, Tak Ada Jawaban Dari Tanda Tanya

Murtakibudz Dzunub - Apa sebenarnya yang harus di cari dalam hidup ini?, begitu gampangnya manusia mengatakan "mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, itulah yang aku cari hidup di dunia". Memang 100% benar dan sangatlah tepat kata-kata tadi, (TAPI) nah, disini yang menjadi obyek pada tulisan kali ini. 

Kita sering berjalan di koma, berhenti di titik hingga tidak pernah menemukan setiap jawaban dibalik tanda tanya. 

Ada filosofi apa pada kalimat diatas?

Kalau kita lihat pada kaidah penulisan, tanda titik (.) adalah berhenti, tanda koma (,) masih ada kelanjutannya, tanda tanya (?) merupakan sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban. Kemudian apa hubungannya dengan kehidupan?.  


Berjalan di titik

Merupakan sebuah gambaran bahwa untuk terwujudnya keselarasan dalam hidup, agama sudah menerapkan hukum dan kaidah-kaidah yang tidak boleh dilanggar. TAPI sayangnya kita kita mengatakan "mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, itulah yang aku cari hidup di dunia", selalu menerjang aturan paten yang sudah ditetapkan agama. Inilah filosofi yang terkandung "berjalan dititik".


Berhenti di koma

Seperti layaknya kebanyakan manusia yang mudah dihinggapi keputusasaan, katakanlah saat ada tujuan pastilah kita akan mendapati drama ujian dari setiap keinginan. Padanya ada qur'an yang sudah menunjukkan jalan untuk mencapai impian, padanya ada hadits Rasulullah yang akan selalu memotivasi langkah kita, padanya ada petuah bijak dari kaum salafushshalih yang bisa kita jadikan teladan. TAPI sayang cita-cita harus terhenti ditengah jalan karena hati kita sudah dihinggapi oleh virus 'putus asa'.


Tak ada jawaban di tanda tanya

Mungkin kita sering mengalami saat-saat dalam kebuntuan dan ingin mencari jalan keluar, TAPI kita tidak pernah menemukan jalan keluar alias buntu. Hal ini bisa disebabkan kalau kita menganggap ringan atau bahkan menyepelekan kekuatan do'a dan dzikir.

Jadi intinya, kita memang tidak akan pernah mampu untuk sempurna bisa berjalan lurus diatas garis hukum agama. Tapi setidaknya kita bisa menyeimbangkan antara pencarian kita terhadap dunia dengan pencarian kita mencari bekal hidup bahagia dia akhirat sana. Ada saatnya saat keimanan melemah kita tidak mampu terhindar dari dosa, pada saat itu juga kita bisa mengimbanginya dengan pertaubatan yang sungguh-sungguh. Dan ini merupakan salah satu yang disukai Allah ketika melihat hambanya melakukan dosa kemudian diikuti dengan permohonan ampun. Islam tidak pernah mengajarkan putus asa pada pemeluknya, begitu juga islam akan selalu memberikan jalan keluar pada setiap permasalahan dalam tuntunannya yang maha mulia.

Wallahu'alam


Posted By Kang Santri4:24:00 PM

Saturday, May 26, 2012

Silahkan Bersedih

Murtakibudz Dzunub - Banyak kita jumpai berbagai tulisan dengan tema "janganlah bersedih atau laa tahzan" yang tidak lain maksudnya untuk memotivasi pembacanya supaya jangan terus larut dalam kesedihan. Dan itu merupakan langkah yang sangat bagus.

Namun saya kira tidak ada salahnya, kalau kita sikapi (saat kita bersedih) dari sudut pandang yang lain (berupa menikmati kesedihan "nah.. loh!! kesedihan kok dinikmati..").

Silahkan bersedih, janganlah menahan kesedihan dengan berpura-pura bahagia karena itu hanya akan menambah sakit.

Silahkan bersedih, menangislah sepuasnya. Jangan sekali-kali menahan hak air mata yang sudah semestinya harus mengalir dan tumpah.

Silahkan bersedih, ungkapkan kesedihan pada yang menciptakan kesedihan. Karena disitu kita akan menemukan nikmatnya berdekatan dengan Sang Penggenggam kehidupan.

Silahkan bersedih, luapkan emosi kesedihan sepuas-puasnya dalam 'ma'rifatullah'.

Silahkan bersedih, teruslah merintih rayulah Dia yang menciptakan kesedihan. Supaya kesedihan berbuah pada ketebalan iman.

Silahkan bersedih, tanamkan dalam hati bahwa tak ada tempat untuk berbagi hati yang paling indah dan tenang kecuali kepada Robbul 'Izzati.

Silahkan bersedih, karena itu menjadi salah satu motivasi untuk bangun dimalam hari. Berdiri tegak dan tersungkur dalam sujud penuh pasrah disepertiga malam terahir.

Sekali lagi, silahkan bersedih jangan pura-pura tabah. Karena kita memang hamba yang lemah (dhoif). Tak selamanya seorang mukmin yang kuat adalah seorang mukmin yang tidak pernah bersedih. Kita bisa berkaca kepada Rasulullah, beliau adalah tauladan sempurna bila dibanding dengan nabi-nabi lain. Karena beliau benar-benar menunjukkan sifat basariyyah sebagaimana umumnya manusia. Nabi pernah bersedih, nabi juga menangis saat Allah mengujinya ketika beliau kehilangan Ibrahim puteranya.

Namun jangan sekali-kali salah menumpahkan kesedihan, karena iblis juga senantiasa mendekati manusia yang tengah bersedih sembari membisikkan tipu daya agar kita putus asa dan mengambil jalan yang sesuai dengan ajakannya.

Cepokomulyo, Jl. Napak Tilas. 26, Mei 2012. - 20:50 WIB.

Posted By Kang Santri8:53:00 PM

Friday, May 25, 2012

Hari Ini, Ini Yang Ku Minta DariMu

Murtakibudz Dzunub - Entah sudah berapa ribu kali aku meminta dalam bait do'a kepadaMu Ya Robbi, aku kerap minta agar hidupku dipenuhi kebahagiaan yang sesuai dengan nafsuku, hamba sering meminta dalam do'a untuk diberikan umur panjang, jodoh terbaik/isteri shalihah, kemudahan rizki, dan kehidupan yang serba berkecukupan dan lain sebagainya.

Tapi sampai saat ini, kenapa tetap saja aku belum merasa puas dengan segala rutinitas do'aku? hingga akupun bertanya, "adakah yang kurang dengan do'aku..?", "ataukah, aku terlalu rakus dengan semua permintaanku..?".

Hari ini, adalah hari jum'at awal dibulan Rajab (25/05/2012). Entah kenapa ada hal yang sangat mengganggu didalam hati, hingga ahirnya aku sadar kalau kenikmatan ibadah malam yang sedang ku latih sekarang menjadi berantakan.  Sudah beberapa malam tak mampu aku tunaikan, tak sekalimah mampu ku lafadzkan, tak seraka'atpun mampu aku dirikan. Astaghfirullah...

Teringat waktu ngaji dulu, bahwa hukumnya makruh bagi orang yang biasa bangun malam kemudian ia meninggalkan. Makruh..!!! (berarti aku sudah melakukan sesuatu yang tidak Allah sukai dalam ibadah).

Saat shalat jum'at, ketika khatib duduk istirahat (duduk diantara dua khatbah) hanya ini do'a yang aku minta dariMu Wahai Allah - Ya Robbii... Anugerahkanlah kenikmatan ibadah kepadaku...اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.  Karena aku sadar, aku terlalu rakus dengan do'a yang selama ini ku panjatkan.


by: ranting_patah

Posted By Kang Santri4:09:00 PM

Thursday, May 24, 2012

Tunggu Aku di Surga (Kisah Keluarga Mualaf)

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Christina adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Christina dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”

Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Christina. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.


Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Christina beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.


Di lingkungan barunya, Christina terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi sebuah PT di Cisanggarung, Bandung.


Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah.


Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.


Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.


Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Christina masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.


Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Christina ihwal permintaan putra bungsunya itu.


Namun, Christina tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.


Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak. Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa. Pah hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya.”


Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.


Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”


“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono. “Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.


Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar bisikan yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.


Tak lama setelah itu bisikan kedua terdengar, bahwa setelah Adzan maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup Adzan maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.


Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Christina yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.” Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.


Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.
 

Sepeninggal Rio ...


Sepeninggal anaknya, Christina sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.” Pada saat itu juga Christina langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah. Saat itu Christina menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?” “Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.


Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Christina meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000. Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Christina sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.


Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Christina via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”


Namun, pesan itu tak lantas membuat sang Ibunda tenang. Bahkan Christina mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.


Satu malam saat tertidur, Christina dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Alquran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Christina tetap tak mendapat jawaban.


“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap “Astaghfirullah.” Tak lama kemudian, akhirnya Christina menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.


Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Christina berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku.


Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.


Setelah memeluk Islam, Christina secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Christina selalu menolak dengan berbagai alasan.


Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Christina tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.


“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono. “Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Christina lirih. Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.


Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam ...


Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Christina mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba Adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.


Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba Adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.


Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Christina, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.


Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.


Usai lomba Christina dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Christina terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat. Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”


Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.


Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah. 
Subhanallah, begitu indah cara Allah membukakan pintu hidayah bagi mahlukNya yang ia kehendaki. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan berharga didunia ini kecuali KEIMANAN.
(sumber: www.mualaf.com)

Posted By Kang Santri6:46:00 PM

Bukan Syair Romantis

Filled under:


Cinta ku... Aku lalai lagi

Mata ku terus asyik menatapnya
Hati ku makin terbuai membayangkannya
Nafsuku kian gencar mengajakku untuk menurutinya 

Sudah ribuan kali aku menghianatiMu
Tidak mengindahkan panggilanMu
Karena terlalu asyik dengan cintaku yang semu

Kau berikan lagi untukku kesempatan
Kau ijinkan lagi untukku memperbaiki kembali simpul ikatan
Meski Kau tahu esok hari diriku tak bisa menjamin menghidar dari kemaksiatan

Oooh... alangkah malangnya nasib cintaku kepadaMu
Hingga aku tak mampu menyingkirkan belukar dalam hatiku
Tapi bagaimanapun juga dalam segala hajatku aku ingin terus belajar 
dan mencari cara untuk mencintaiMu


Posted By Kang Santri4:44:00 PM

Tuesday, May 22, 2012

Cemburu Itu Anugerah

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Tak ada cinta dan kasih sayang bila tak ada rasa cemburu. Cemburu dapat membangkitkan himmah tersendiri bagi para pecinta kepada yang dicintainya. Cemburu juga merupakan sebuah perasaan yang bisa mengaduk hati demi mendapati perhatian kepada yang disayangi.

Tanamlah rasa cemburu karena itu merupakan bukti nyata dari kasih sayang. Kemudian yang menjadi pertanyaan, kepada siapa layaknya kita merawat kecemburuan, kapan saat kita benar-benar mampu menikmati bahwa cemburu itu merupakan wujud salah satu dari kenikmatan?

Cemburuilah mereka manusia-manusia yang sudah mendapatkan predikat keshalihan, ditiap sepertiga malam terahir mereka senantiasa bangun dengan segala cara upaya mencurahkan segenap rasa kecintaan kepada Tuhan. 

Kenapa kita mesti cemburu? Karena kita belum mampu untuk melakukan seperti yang telah orang-orang shalih itu lakukan. Kalau Allah saja cemburu jika kita minta sesuatu kepada selainNya, kenapa kita tidak cemburu jika Allah memberikan anugerah keshalihan kepada para waliNya?. (tanbihun.com)


Posted By Kang Santri9:43:00 PM

Saat Meninggalkanmu Menjadi Keharusan

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Dalam hidup, kadang kita harus dihadapkan pada sebuah pilihan yang tidak di ingini oleh kemauan hati. Karena hidup tidak akan membawa arti tanpa adanya sebuah pengorbanan. Maka latihlah diri untuk selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Kadang kita harus rela meninggalkan sesuatu yang amat di kasihi, keluarga, sahabat bahkan kekasih. Jika dulu rasul pernah bersabda, "khoirunnas an fa'uhum linnas" padanya menyimpan sebuah disiplin ahlak yang tidaklah sedikit. Artinya dalam setiap episode hidup pastilah ada yang namanya pengorbanan (untuk medapat predikat an fa'uhum linnas). Sebagai contoh sederhana mungkin kita harus belajar untuk berkata "aku akan senantiasa ada buat kalian kalau memang kehadiranku membawa kemaslahatan", "aku akan selalu ada untukmu selama kau masih membutuhkanku", "dan, aku akan belajar meninggalkanmu kalau memang hadirku hanya membawa madharat buatmu".

Disini kita melihat, sikap ksatria pada diri seseorang yang tidak egois mementingkan ego nafsu diri sendiri. Kita tidak menjumpai adanya pamrih dalam sebuah ikatan hingga disinilah makna tulus terwujud.

Jika mendapati orang yang kita kasihi menyimpan masa lalu yang kelam, anggaplah itu meruakan awal mula dari sebuah ketulusan dipertanyakan. Jangan sampai karena sifat kita yang menuntut 'sempurna' mematahkan harapannya yang ingin berubah menjadi lebih baik (saat bersama kita) hingga terkesan kita begitu mudah mengatakan "aku kecewa dan sakit hati dengan masa lalunmu, maka pantaslah jika aku meninggalkanmu". Jika kita hubungkan kembali dengan hadits diatas, bisa dikatakan kita mengesampingkan hadits "idza amartukum bi sya'in fa'tuu minhu mastatho'tum" (ketika saya memerintahkan sesuatu kepadamu maka, maka kerjakanlah semampumu).

Apa hubungan dari kedua hadits tadi?, coba kita perhatikan dengan seksama. Dari gambaran diatas kita bisa dikategorikan pada hadits yang pertama yakni memberi manfaat untuk orang lain, sayang hanya karena nafsu kita yang menuntut 'sempurna' kita malah mengabaikan hadits yang kedua, yakni meninggalkan hadits yang pertama. Sebenarnya kita masih mampu untuk menjalankan sunnah rasul - hadits yang pertama (meskipun hadits yang pertama secara lafdhiyah tidak menunjukkan 'amar' tapi secara maknawi beliau memerintahkan ummatnya untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya) yakni dengan menjadi-nya kita sebagai manusia baik yang bisa membawa manfaat untuk orang lain. Meski kita sendiri menelan kekecewaan, anggaplah itu sebuah pengorbanan.

Jadi alangkah bijaknya jika kita mengatakan, "Saat aku meninggalkanmu menjadi sebuah keharusan maka hal itu harus aku lakukan. Namun jika meninggalkankanmu menjadi sebuah keburukan maka hal itu tidak akan pernah aku lakukan." Inilah salah satu gambaran dari hadits "khoirunnas an fa'uhum linnas" dan "idza amartukum bi sya'in fa'tuu minhu mastatho'tum", kalau kita lihat dari segi sosial.

Wallahu 'alam

Posted By Kang Santri9:25:00 PM

Sunday, May 20, 2012

Tips Bagi Yang Susah Qiyamullail (Ala Kadarnya)

Murtakibudz Dzunub - Mungkin semua akan sepakat, kalau bangun dimalam hari untuk qiyamullail itu amatlah berat dan susah. Karena qiyamullail hanyalah kebiasaan orang-orang shalih (Baca: Membangkitkan Semangat Qiyamullail) , jadi maklum saja kalau kita (yang belum shalih masih susah untuk melakukannya).

Sebelum berangkat tidur kadang kita benar-benar sudah berniat "malam ini ane ingin bangun malam untuk qiyamullail", hingga terkadang semua alarm pun sudah di setting terlebih dahulu. Tapi pada kenyataannya "yaach... gagal lagi deh ane".

Dari pengalaman yang ada (seperti yang sudah dituturkan diatas), hingga merasa kecewa sama diri sendiri (karena masih belum mampu juga untuk qiyamullail) ahirnya timbullah dalam pikiran untuk ber-eksperimen sendiri yakni mencari obat penawar rasa kantuk saat terjaga pada malam hari.

Tips yang pertama, setel alarm, jangan hanya satu. (Biar rada rame yang ngebangunin kita)

Tips yang kedua, persiapkan air putih, letakkan ditempat yang mudah untuk dijangkau oleh tangan, kemudian minum meski kita masih dalam keadaan kantuk yang hebat.

Tips yang ke tiga, saat tidur jangan memakai selimut yang terlalu nyaman. Karena itu akan membuat kita makin susah untuk bangun. (terlalu ke enakan kali ya... :D)

Tips yang ke empat, persiapkan juga makanan atau buah yang rasanya masam (kecut-istilah jawanya). Kemudian cicipi sedikit aja. Insya Allah rasa kantuk sedikit-demi sedikit bisa hilang. (pengalaman pribadi)

Tips yang ke lima, bagi yang sedang latihan (qiyamullail) jangan tidur melebihi jam 12, (ini juga berdasarkan pengalaman pribadi)

Tips yang ke enam, ber-eksperimelah sendiri kalau cara-cara diatas masih nggak mempan juga. Karena pada dasarnya kita sendiri yang tahu akan kelemahan diri, maka kita juga yang bisa untuk memperbaikinya.

Tips yang ke tujuh, kalau masih sering gagal jangan pernah patah semangat kalau kita gagal melaksanakan. Karena bagaimanapun juga, saat kita sudah niat untuk bangun malam meski gagal, Allah sudah mencatatnya sebagai ibadah.

Tips yang ke delapan, minta tolonglah pada Allah, agar diberikan kenikmatan ibadah di waktu malam. Karena saat itu adalah saat dimana Allah meng-ijabah setiap do'a yang dipanjatkan mahlukNya.


NB: Tips diatas hanya boleh dipraktekin, bagi yang bener-bener serius ingin nglakuin qiyamullai. Bagi yang masih setengah hati, sebaiknya jangan dicoba ya.. (entar malah berabe.. ^_^ )

Selamat mencoba dan semoga manfaat.... :D

Posted By Kang Santri3:13:00 PM

Saturday, May 19, 2012

Pengagum Rahasia

Ber-sederhanalah dalam menilai mahluk
Murtakibudz Dzunub - Sampai saat ini saya terus berpikir, "siapakah sebenarnya dia..". Sebuah perhatian yang tidak meminta balasan, kurasakan sorot matanya yang tajam hanya menatap dari kejauhan, memandang khusuk tanpa pernah mahu memperkenalkan diri. "Apakah kamu malu, untuk ku ketahui siapa sebenarnya dirimu?". 

Memalui catatan ini ingin ku sampaikan padamu, bahwa aku juga pernah merasakan hal sepertimu. Mengagumi seseorang yang tak bisa ku dekati, membaca hingga berulang-ulang tulisan yang sama, atau sekedar ingin mengetahui apakah dia juga online hari ini.

Apakah seperti itu juga yang kau rasakan? Kalau memang seperti itu, sekarang berbaliklah dan menghadaplah kearahku. Aku persilahkan kau tatap wajahku sepuas kau mahu, tapi setelah itu... buanglah rasa itu sedikit-demi sedikit seperti yang sudah aku lakukan dulu.

Aku mengasihani diri ku sendiri kala itu, karena menjadi budak hanyalan dari polah pikiranku. Sekarang kembalilah kedunia nyatamu, masih banyak hal sekitar yang lebih pantas untuk kau kagumi karena hal itu bisa mengantarkanmu ke-kenyataan hidup yang harus kau jalani.

Dan yang terahir sederhanalah dalam menilai mahluk, jangan kau lebih-lebihkan menganggapnya sebagai insan yang justeru bisa memalingkan dari dunia nyatamu.

Posted By Kang Santri2:16:00 PM

Friday, May 18, 2012

Anggota Tubuh Yang Bisa Di Masuki Cahaya Allah

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Menurut ulama yang lain, qolbu adalah perasaan-perasaan dan emosi yang mendorong, mencegah atau memuji sesuatu, pengaruh dari perasaan-perasaan ini akan tampak dengan jelas dan nyata dalam jantung seseorang yang diaplikasikan dengan rasa cinta, takut dan hormat. 
 
مطالع الأنوار, القلوب والأسرار

"Tempat terbitnya cahaya Allah adalah hati dan rahasia-rahasianya."

A. Penjelasan

Dalam khazanah ilmu anatomi dan kedokteran, yang dimaksud dengan Al qolbu adalah jantung, yaitu sekumpulan otot yang tersembunyi dibalik rongga dada, lebih tepatnya bagian kiri bawah. Jantung merupakan organ tubuh yang memiliki peran paling besar dalam kehidupan, fungsi terpenting dari jantung yaitu memompa darah agar terus mengalir melalui urat-urat dan pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh dengan sebuah sistematika yang begitu komplek dan menakjubkan. 

Namun penggambaran tersebut bukanlah qolbu yang dimaksudkan Al quran ataupun yang dikehendaki ulama-ulama islam, khususnya ulama tasawuf, sebagian diantara mereka ada yang mengatakan bahwa qolbu adalah akal. 

Menurut ulama yang lain, qolbu adalah perasaan-perasaan dan emosi yang mendorong, mencegah atau memuji sesuatu, pengaruh dari perasaan-perasaan ini akan tampak dengan jelas dan nyata dalam jantung seseorang yang diaplikasikan dengan rasa cinta, takut dan hormat.

Namun sebenarnya kedua makna qolbu yang diutamakan oleh para ulama diatas sama-sama terdapat di dalam Al quran. Dan qolbu yang bermakna akal dapat kita temukan dalam surat Al-A'raaf ayat 179. 


B. Ruh merupakan pokok dalam hati manusia

Secara sederhana, marilah kita mencoba membicarakan tentang tiga macam rahasia Allah, yaitu kehidupan, intelektualitas (pemahaman) dan jantung. Sebenarnya sumber dari ketiga rahasia ini adalah sebuah perkara yang sama dan serupa. Katakan saja bahwa perkara tersebut adalah ruh, ruh yang mengalir kedalam sel-sel tubuh akan menimbulkan kehidupan, sedangkan ruh yang masuk dan mengisi ruang-ruang otak akan menghasilkan intelektualitas dan pemahaman, kemudian jika ruh terbit dan menyinari jantung, maka lahirlah perasaan-perasaan dan emosi tertentu. 

Artinya sifat-sifat pemahaman dan intelektualitas akan muncul dari dalam otak yang teraliri muatan-muatan ruh. Jika ada orang yang mengatakan bahwa akal dan intelektualitas adalah hati atau jantung, maka ibarat seperti ini adalah majaz. Menurut ulama tata bahasa arab biasanya dinamakan istikhdam. Lebih jelasnya, pada saat otak terserang penyakit atau virus-virus perusak, hal ini akan berpengaruh kepada pemahaman dan gaya pikir. Andaikan sumber pemahaman adalah jantung, mestinya tidak akan ada kebingungan otak yang diakibatkan penyakit yang menyerangnya. 

Namun yang perlu diingat, bahwa sumber pemahaman dan perasaan bukanlah otak ataupun jantung. Karena hakikat kedua organ ini hanyalah manifestasi perwujudan dari pemahaman dan perasaan sedangkan sumber aslinya adalah ruh, sumber kehidupan, intelektualitas, serta perasaan dan emosi.


C. Rahasia yang ada didalam hati

Qolbu yang dikehendaki oleh Ibnu Atho'illah dalam hikmah ini adalah rahasia-rahasia Allah yang merasuk kedalam jantung sehingga terbitlah perasaan cinta, takut dan hormat. Mengapa qolbu menjadi tempat munculnya cahaya-cahaya yang merupakan akibat dari tersingkapnya Allah subhanahu wat'ala kepada seorang hamba, mengapa bukan otak yang bisa kita gunakan untuk memahami atau bagian-bagian tubuh lain yang menjadi indera perasa serta menjadi tempat tersebarnya kehidupan ? 

Jawabannya adalah karena otak ataupun bagian-bagian tubuh yang lain bukanlah organ yang berfungsi untuk mengeluarakan perasaan cinta, hormat atau takut. Sedangkan yang mampu berinteraksi dengan Allah adalah perasaan-perasaan cinta, hormat dan takut. Ketika daya intelektual tidak diimbangi oleh perasaan-perasaan tersebut, maka ia tidak akan layak menjadi tempat terbitnya cahaya Allah subhanahu wata'ala

Banyak kita saksikan orang-orang beriman dan berakal yang mengetahui berbagai macam ilmu, namun tidak mendatangkan manfaat baginya. Pengetahuan yang ia miliki tidak mampu mendekatkannnya kepada Allah Azza wajalla dikarenakan hatinya telah tertutupi oleh noda yang begitu tebal. Ilmu yang tersimpan dalam otaknya sama sekali tidak berdaya untuk menerbitkan aliran-aliran perasaan cinta, takut dan sebaginya. 

Hal ini bukan berarti bahwa ilmu yang menjadi buah dari akal, sama sekali tidak berharga dan tidak dibutuhkan dalam kehidupan seorang hamba. Kita harus tahu bahwa ilmu adalah pintu gerbang untuk memasuki perjalanan menghadap kepada Allah subhanahu wata'ala. Karena perasaan cinta, takut dan hormat adalah akibat tertancapnya ilmu dan ma'rifat dalam hati, maka barang siapa tidak mengetahui Allah dengan akalnya ia tidak akan memiliki rasa cinta atau ta'dzim kepadaNya.


D. Intropeksi kepada Allah subhanahu wata'ala

Ruh adalah sesuatu yang suci dan sangat rahasia. Karenanya Allah menisbatkan perkara suci ini kepada DzatNya yang agung.Pada awalanya, ruh telah merasakan ketenangan dan kedamaian alam arwah yang begitu indah, kemudia takdir Allah subhanahu wata'ala menentukan bahwa dia harus turun dari alam arwah untuk menempati jasad manusia hingga kematian menemuinya. 

Ditempat yang baru ini, ruh selalu merasakan kerinduan untuk kembali kepada kehidupan yang dulu, ia ingin selalu disisi Allah yang maha pencipta. Karena Allah telah menghendaki bahwa jantung adalah tempat tersibaknya Allah bagi seorang hamba, maka perasaan-perasaan rindu, cinta dan takut yang tersembunyi dalam rahasia-rahasia ruh akan tampak jelas ketika jantung telah terisi aliran-aliran ruh. 

Lalu mengapa emosi dan perasaan-perasaan suci tersebut tidak terlihat nyata dalam hati semua manusia ? mengapa kebanyakan diantara mereka malah menampakan perasaan-perasaan kotor yang dipenuhi keinginan dan nafsu dunia ?, padahal kita tahu bahwa ruh yang ada dalam diri mereka selalu diliputi kerinduan dan kecintaan kepada Allah yang maha Esa.

Memang setiap perasaan dan emosi suci yang terpancar dari ruh kedalam hati hanya tergantung dan terhubung kepada Allah saja, baik cinta, rindu, takut ataupun ta'dzim semuanya hanya tertuju kepada Allah Azza wajalla. Hanya saja ketika perasaan-perasaan suci itu telah sampai ke hati, ternyata didalamnya telah terdapat penghuni lain yang berupa perangai dan tabi'at nafsu syahwat yang selalu berusaha mengalahkan dan membelenggu perasaan suci itu.

Akibatnya sang pemilik hati akan terbayang-bayang bahwa rindu yang ada dalam dirinya adalah kepada bentuk dan gambar-gambar yang disodorkan oleh nafsunya, bahwa cinta yang ia miliki untuk kemewahan dunia yang dipilih oleh syahwatnya.

Pertempuran yang terjadi antara perasaan-perasaan suci yang dibawa oleh ruh dengan keinginan-keinginan kotor yang dipimpin oleh nafsu syahwat akan menimbulkan kebingungan seorang manusia, sedangkan nafsu syahwat tidak akan pernah menghentikan perlawanannya untuk mengalahkan perasaan-perasaan suci tersebut, kemudian menjadikannnya sebagai pelaksanan kemauan dan keinginan kotornya. 

Seorang hamba harus berusaha melenyapkan kerisauan dan kebingungan semacam ini, lalu bagaimanakah cara untuk menghentikan pertempuran antara perasaan suci dengan nafsu syahwat yang menyebabkan kebingungannya ? 

Solusi dan jalan keluar yang harus ia tempuh adalah dengan memperbanyak dan melanggengkan dzikir kepada Allah subhanahu wata'ala dengan berbagai macam tata caranya. Diantara beberapa cara yang paling utama dan paling mudah untuk mengingat Allah Azza wajalla adalah selalu berusaha menghubungkan segala nikmat yang diperoleh dengan Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut, artinya seorang menusia harus menerima dan memanfaatkan semua nikmat yang ia terima dengan tetap mengingat bahwa Allah subhanahu wata'ala adalah Dzat yang telah memberi dan menganugerahkan semua nikmat itu. 

Jika keadaan seperti ini berlangsung terus menerus, maka ia termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah meskipun mulutnya tidak melantunkan kalimat-kalimat dzikir apapun. Karena yang dimaksud dengan dzikrullah adalah selalu berusaha mengingatNya dan tidak lupa kepadaNYa, sedangkan mengingat adalah perbuatan dan pekerjaan hati. 

Apabila seorang hamba selalu mengingat dzat pemberi nikmat dengan disertai ketundukan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya tanpa lupa meminta apapun dan bertaubat atas kesalahan dan kekurangannya, maka perasaan-perasaan suci yang tersembunyi dalam rahasia ruh akan bersinar-sinar berkilau dalam hati. Hingga akhirnya tampak beda dan terpisah dari keinginan-keinginan nafsu yang ada dalam tabi'atnya.

Kebiasaan manusia jika melihat kecantikan dan keindahan dunia, maka ia tertawa olehnya dan menyangka bahwa semua itu adalah hal-hal yang menjadi tujuan cinta suci yang ada dalam hatinya. Ketika hatinya menjadi hidup karena dzikrullah yang ia langgengkan, maka rasa cinta dan rindunya akan mulai menuju kesisiNya. Ia menjadi tahu bahwa cinta kepada dunia adalah kesesatan yang wajib dihindari, sedangkan hakikat yang seharusnya ia cari hanyalah keindahan belas kasih dan keagungan Allah Azza wajalla. Dengan jalan dzikrullah penelitian dan pencariannya akan sampai kepada cinta suci yang abadi, yaitu cinta kepad Allah yang maha sempurna. 

Bila hati seorang hamba telah konsisten menjalani dzikrullah hingga selalu menghadap kepada keindahan sejati, sumber segala kebaikan dan raja keagungan yang maha Esa, maka dzikir tersebut akan menumbuhkan cinta sejati kepadaNya, semua ucapan yang keluar dari mulutnya adala pujian dan sanjungan untukNya. Akhirnya Allah subhanahu wata'ala akan tampak jelas dalam hatinya, Dia akan menariknya agar selalu berada dekat disiNya, senantiasa dalam rahmat dan perlindunganNya, hatinya menjadi penuh terisi cahaya-cahaya Nya, yaitu ma'rifat dan keyakinan yang menyebabkan ketinggian derajatnya dihadapan Allah Azza wajalla.


E. Dalil 
 
a. Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 74

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ (37) [ق : 37] 

Artinya : "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya."(Q.S. Qaaf : 37) 

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا [الأعراف : 179] 

Artinya : "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)." (Q.S. Al-‘Araaf : 179)
Yang dimaksud dengan orang-orang yang mempunyai akal adalah mereka yang menggunakan dan merasakan manfa'at alat-alat yang berfungsi untuk mengerti dan memahami sesuatu yaitu akal. hal ini memperkuat pendapat ulama yang mengatakan qolbu adalah akal. Begitu juga dengan firman Allah dalam surat Al-A'raaf, Yang berfungsi untuk memahami adalah akal, berarti Qolbu dalam ayat tersebut adalah akal. 

Sedangkan qolbu yang berarti rahasia-rahasia yang mempengaruhi organ jantung sehingga muncul perasaan cinta dan lain-lain. Hal ini bisa kita lihat dalam ayat berikut.

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً [البقرة : 74] 

Artinya : "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." (Q.S. Al-Baqoroh : 74) 

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ [الحديد : 16] 

Artinya : "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah." (Q.S. Al-Hadiid : 16)

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ [الأنفال : 2] 

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka." (Q.S. AL-‘Anfaal : 2) 

Keras, khusu'atau tunduk dan takut dalam ayat-ayat tersebut merupakan perasaan-perasaan yang ada dalam hati, bukan termasuk bagian intelektualitas dan pemahaman. 

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) [الأعراف/175] 

Artinya : "Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat." (Q.S. Al-‘Araaf : 175) 

Ayat ini menunjukan tentang penggambaran orang-orang yang beriman dan berakal tetapi hatinya tertutup oleh noda yang tebal. 

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (29) [الحجر/29] 

Artinya : "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud." (Q.S. Al-Hajr : 29) 

Allah memberikan kepada makhluqNya sesuatu yang suci dan sangat rahasia, disamping itu Allah menisbatkan DzatNya kepada sesuatu tersebut, dalam ayat ini sesuatu yang dikehendaki adalah ruh. 

b. Perkataan Imam Ghozali
Imam Ghozali berkata : "bertambahnya ilmu dalam diri seseorang yang jahat bagaikan bertambahnya air yang diserap oleh akar حنظل (jenis tanaman labu), semakin banyak air yang dihisap maka buahnya semakin bertambah pahit." Perkataan ini menyinggung terhadap ilmuwan-ilmuwan yang tidak memberikan keimanan yang bertambah dalam dirinya, bahkan tidak percaya adanya Allah subhanahu wata'ala. 
 

F. Kesimpulan 

Cahaya Allah yang berupa ilmu, ma'rifat dan keyakinan tauhid akan terbit dalam hati seorang hamba yang telah terisi muatan-muatan ruh, karena ruh selalu diliputi ketergantungan dan kerinduan kepada Allah Azza wajalla, maka ia akan memunculkan perasaan-perasaan suci yang berupa cinta, takut dan ta'dzim kepada Dzat yang maha pencipta dalam hati yang ia masuki. Namun perasaan suci ini tidak selamanya memenuhi ruang-ruang hati sanubari. Ruh yang membawa perasaan suci harus berjuang melawan nafsu syahwat yang selalu berusaha merajai hati. 

Untuk memenangkan pertempuran ini, seorang hamba harus selalu konsisten mengingat Allah, ingat bahwa semua nikmat yang peroleh hanya karena anugerah dan karuniaNya. Dengan jalan ini, ruh akan senantiasa terhubung kepada Allah Azza wajalla

Perasaan cinta, takut dan ta'dzim yang dibawa oleh ruh saat memasuki hati akan selalu aman dan tidak terkalahkan, karena berada dalam pengawasan dan penjagaan Allah yang maha kuasa dengan perlindunganNya, dengan interaksi yang begitu dekat denganNya, maka hati menjadi terang benderang karena cahaya Allah selalu menyinarinya. 

Seorang hamba yang memiliki hati seperti ini, akan terkurung dalam lingkaran ilmu, ma'rifat dan tauhid kepadaNya. Dan hal ini akan menjadi sebuah kunci bagi seorang hamba untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.  


Penulis: KH. M.Wafi MZ. Lc. Msi 
 
http://www.ppalanwar.com







Posted By Kang Santri6:44:00 PM