Saturday, March 24, 2012

Resep Ampuh Mendapat Ketenangan

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke dua belah kaki anda. 

Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.

Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.

Motivasi.net


Posted By Kang Santri9:32:00 PM

Peraduan Sang Penumpuk Dosa

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Tersungkur dalam ayat yang tak bisa ku maknai
Bait itu terlalu indah untuk ku tabuh dengan genderang hati yang tak suci
Juga, kata itu terlalu mulia untuk ku lukis diatas kanvas diri yang belum mampu menjiwai

Apa-apaan ini?
Kemana saja saujanamu selama ini?
Bicara hati hanya untuk mencaci..!!

Kembalikan nikmatmu, kalau kau memang tak mampu
Serahkan hati itu, andai memang benar tak kau ingini
Kasihan, nafsu terus yang kau jadikan kambing hitam kesalahan

Rayuanmu yang picik sudah terbongkar
Rengekanmu tak lebih baik dari tong sampah penyimpan belukar
Ke-aku-an mu yang yang tak terkontrol terus menjalar liar

Masa bodoh dengan tipu muslihat hatimu
Tiada guna mengelabui Tuhanmu
Karena munajat palsumu

Astaghfirullah....
Astaghfirullah....
Astaghfirullah....

Marah... kepada siapa?
Geram... untuk siapa?
Sedih... tentang apa?

Terasa ingin kulumat dan ku muntahkan kembali dunia ini
Meski kepalan tanganku kecil aku tak peduli
Walau gigi gerahamku tak sekuat martil, aku mampu mengunyah bukit meski itu sakit

Hampir aku tak mampu meneruskan olokan ini pada hati
Kaku jemari ku karena kepalan tanganku semakin mengeras
Pedih mataku, menjerit hatiku, berontak susunan sarafku

Heehhhh..... Allahu Akbar

Aku kalah lagi
Aku tersungkur lagi
Aku berdusta lagi

Allah...
Sekali lagi, ampuni kami
Sekali lagi, jangan Kau putuskan nikmat rasa kehambaan pada kami
Sekali lagi, jauhkan kami dari sesuatu yang tidak Engkau ridloi

Dan yang terahir...

Allah...
Allah...
Allah...
Engkau Tuhanku dan aku hambamu
Engkau Tuhanku dan aku pembuat dosa itu
Engkau Tuhanku dan aku yang senantiasa berharap atas ampunan dosa itu

 

Posted By Kang Santri7:18:00 PM