Wednesday, April 4, 2012

Tentang Cinta dan Kasih Sayang

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - 
> Ingin ku tulis tentang kesedihan, tapi sayang otakku tak bisa diajak berfikir

> Ingin ku tulis tentang kehampaan, tapi sayang itu tak bisa kusuguhkan

> Ingin ku tulis tentang kepiluan, tapi sayang sebelum jadi mungkin aku sudah nangis duluan

> Ingin ku tulis tentang kedurjanaan, tapi sayang aku terlalu hawatir jika orang lain tahu sifat bobrokku

> Ingin ku tulis tentang kesepian, tapi nyatanya aku tak bisa

> Ingin ku tulis tentang kesenduan, tapi sayang aku takut jika kedua mataku kembali lembab

> Ingin ku tulis tentang persahabatan, tapi sayang hanya tiga paragraf saja yang bisa kulakukan

> Ingin ku tulis tentang kekecewaan,tapi sayang malah hati ku yang mendidih

> Ingin ku tulis tentang penghianatan, tapi sayang hal itu terlalu menyakitkan

> Ingin ku tulis tentang kebahagiaan, tapi sayang tak bisa kuwujudkan

> Ingin ku tulis tentang keindahan, tapi sayang aku hawatir akan mengurangi haknya jika ku tuang dalam sajakku yang hitam


Ahirnya aku putuskan, untuk menulis cinta dan kasih sayang

Karena suatu saat nanti
Cinta yang akan menemani kesedihanku
Kasih sayang yang akan mengobati ketumpulan otakku

Karena aku juga percaya
Cinta yang akan menemani kehampaanku
Kasih sayang yang akan mengisi jiwa kosongku

Karena aku yakin
Cinta yang akan mengobati kepiluanku
Kasih sayang yang akan menghapus air mataku

Sekali lagi
Cinta yang akan membasuh sifat durjanaku
Kasih sayang yang akan menolongku

Berbicara tentang kesepian
Cinta yang akan mengisi sekeping hatiku
Kasih sayang yang akan merayuku

Aku coba memahami bahwa
Cinta kadangkala dihias sendu
Kasih sayang sebagai pelipur laraku

Sedang, persahabatan, kekecewaan, penghianatan, kebahagiaan, serta keindahan mereka akan sempurna jika bersanding dengan CINTA dan KASIH SAYANG

Posted By Kang Santri8:23:00 PM

Antara Tidur Dan Kematian

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Namaku Arthur Alison, seorang profesor yang menjabat Kepala  Jurusan Teknik Elektro Universitas London. Sebagai orang eksak, bagiku semua hal bisa dikatakan benar jika masuk akal dan sesuai rasio. Karena itulah, pada awalnya agama bagiku tak lebih dari objek studi. 

Sampai akhirnya aku menemukan bahwa Al Quran, mampu menjangkau pemikiran manusia. Bahkan lebih dari itu. Maka aku pun memeluk Islam.  Itu bermula saat aku diminta tampil untuk berbicara tentang metode kedokteran spiritual. 

Undangan itu sampai kepadaku karena  selama beberapa tahun, aku mengetuai Kelompok Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku sebenarnya telah mengenal Islam melalui studi tentang agama-agama.  

Pada September 1985 itulah, aku diundang untuk mengikuti Konferensi Islam Internasional tentang 'Keaslian Metode Pengobatan dalam Al Quran'di Kairo. Pada acara itu, aku makalah tentang 'Terapi dengan Metode Spiritual dan Psikologis dalam Al Quran'.  

Makalah itu merupakan pembanding atas makalah lain tentang 'Tidur dan Kematian', yang bisa dibilang tafsir medis atas Quran surat Az Zumar ayat 42 yang disampaikan ilmuwan Mesir, Dr. Mohammed Yahya Sharafi.  

Fakta-fakta yang dikemukakan Sharafi atas ayat yang artinya, "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir," telah membukakan mata hatiku terhadap Islam. 

Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran, orang tidur dan orang mati adalah dua fenomena yang sama. Yaitu dimana ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada orang tidur, ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat orang itu terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.  

Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang yang bermimpi sadar dan ingat bahwa ia telah bermimpi. Ia bisa mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi ia sedang tidur.  Al Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga menjadi penjelasan atas orang yang mengalami koma.

Secara fisik, orang yang koma tak ada bedanya dengan orang mati. Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karena secara psikis ada suatu kesadaran yang masih hidup.  

"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam, bisa menjelaskan sebuah fenomena yang oleh teori parapsikologis baru bisa dikonsepsikan pada abad ini?" Jawaban atas pertanyaan inilah yang akhirnya meyakinkan aku untuk memeluk Islam. 

Selepas sesi pemaparan kesimpulan dalam konferensi itu, disaksikan oleh Syekh Jad Al-Haq, Dr. Mohammed Ahmady dan Dr. Mohammed Yahya Sharafi, akupun menyatakan dengan tegas bahwa Islam adalah agama yang nyata benarnya. 

Terbukti, isi Al Quran yang merupakan firman Allah pencipta manusia, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah. Kemudian dengan yakin, aku melafadzkan dua kalimat syahadat yang sudah sangat fasih kubacakan. Sejak itu aku pun menjadi seorang Muslim dan mengganti namaku menjadi Abdullah Alison.  

Sebagai Ketua Kelompok Studi Spiritual dan Psikologi Inggris, aku telah mengenal banyak agama melalui sejumlah studi yang dilakukan. Aku mempelajari Hindu, Budha dan agama serta kepercayaan lainnya. Entah kenapa, ketika aku mempelajari Islam, aku juga terdorong untuk melakukan studi perbandingan dengan agama lainnya. 

Walaupun baru pada saat konferensi di Mesir, aku yakin benar bahwa  Islam sebuah agama besar yang nyata perbedaannya dengan agama lain. Agama yang paling baik diantara agama-agama lain adalah Islam. Ia cocok dengan hukum alam tentang proses kejadian manusia. Maka hanya Islam-lah yang pantas mengarahkan jalan hidup manusia.  

Aku merasakan benar, ada sesuatu yang mengontrol alam ini.  Dia itulah Sang Kreator, Allah Swt. Dari pengalaman bagaimana aku mengenal dan masuk Islam, aku pikir pendekatan ilmiah Al Quran bisa menjadi sarana efektif untuk mendakwahkan Islam di Barat yang sangat rasional itu.  

Kamis, 5 Safar 1423/ 18 April 2002 
Pesantren.net

Posted By Kang Santri8:02:00 PM