Tuesday, January 31, 2012

Bentuk Kasih Sayang Tak Selamanya Menyenangkan

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Sudah biasa rasanya kita melihat perwujudan dari kasih sayang selalu membuahkan kebahagiaan dan ketentraman batiniah, namun kali ini saya ingin mengurai sedikit tentang tsamroh dari kasih sayang hingga seakan membuat hati kita porak-poranda dan merasa terdholimi karenanya.

Tulisan ini terinspirasi dari kisah nyata yang saya adopsi dari pengalaman pribadi dan pengalaman dari beberapa sahabat dekat. Tentang kasih sayang yang seakan berubah wujud menjadi kedholiman.

Disini yang akan saya ambil sebagai contoh adalah "kasih sayang yang terwujud dengan perpisahan" karena mungkin sebagian besar dari kita pernah mengalami hal yang demikian.

Yang perlu kita garis bawahi terlebih dahulu adalah: untuk menyampaikan kasih sayang kepada seseorang entah itu keluarga, sahabat, bahkan kekasih, manusia memliki caranya sendiri-sendiri. Nah dari sini sangat bisa dimaklumi, kalau terkadang ungkapan dari kasih sayang tidak bisa diterima bahkan difahami. Hingga ahirnya malah berbalik menjadi rasa benci yang sekan
sudah tidak bisa lagi diampuni.

Satu contoh, terjalinlah sebuah persahabatan antara ikhwan dan seorang akhwat. Hubungan keduanya terjalin dari ketidak sengajaan, hingga akhirnya keduanya menemukan kecocokan dalam setiap obrolan ataupun pembahasan tentang keagamaan dan masalah pribadi mereka.

Mungkin keduanya seakan membenarkan, kalau mereka hawatir dibalik persahabatannya ini suatu saat nanti bisa menimbulkan benih cinta diantara salah satu dari keduanya hingga mereka berusaha membentengi supaya hal itu tidak pernah terjadi.

Hingga ahirnya tibalah masa menguji persahabatan mereka. Dengan satu alasan yang tidak saya jelaskan disini (mungkin suatu saat nanti akan saya susun menjadi cerita pendek), entah apa yang sedang sang ikhwan tadi rasakan karena apa yang menimpa pada dirinya sudah membuat seolah ia harus mengambil keputusan yang tidak pernah ia pertimbangkan terlebih dahulu, mungkin ia tidak pernah berfikir, kalau keputusannya akan membuat sahabatnya tidak pernah bisa memaafkan kekhilafannya.

Tapi yang pasti, ia melakukan tindakan bodoh (memutuskan persahabatan yang tidak memberi tahu alasannya terlebih dahulu) karena sebagai tanda sayangnya dia kepada sang akhwat. Karena ikhwan tadi terlalu hawatir, dengan hal buruk yang akan menimpa sahabatnya kalau saat itu juga (saat ikhwan memutuskan memutuskan persahabatan) masih dekat dengan sahabat perempuannya, seperti kejadian-kejadian aneh  yang sering ia alami sebelumnya.

Hingga akhirnya terputuslah tali persahabatan keduanya.

Contoh diatas merupakan salah satu bukti, bahwa kasih sayang tidak selamanya berwujud hal yang menyenangkan. Yang ada malah kekecewaan bahkan menjadi kebencian yang tidak pernah termaafkan.

Tapi bagaimanapun juga, kasih sayang tetaplah kasih sayang. Meskipun ia berwujud pada hal yang buruk sekalipun, karena kita tidak akan pernah mampu mengunggkap secara sempurna hikmah apa yang terkandung didalamnya.

Bersyukurlah kepada mereka yang masih menyayangi kita karena Allah bukan kerena selainNya

Bersyukurlah kepada mereka yang ihlas menyayangi kita hingga bersedia mengorbankan kebahagiaan mereka buat kita

Bersyukurlah kepada mereka yang pernah menyayangi kita karena setidaknya kita pernah merasakan meskipun sebentar

Bersyukurlah kepada meraka karena kasih sayangnya sudah membuat kita semakin bisa berfikir dewasa

Dan, bersyukurlah kepada mereka yang membenci kita karena rasa cintanya pada Sang Pencipta

Posted By Kang Santri9:11:00 PM

Monday, January 30, 2012

Koleksi Kata Mutiara (Update)

Filled under:


Murtakibudz Dzunub - Siapakah orang yang ikhlas itu?. Suatu saat Yahya bin Mu'adz ditanya oleh seseorang, "kapan seseorang bisa menjadi ikhlas?". Beliau pun menjelaskan, bahwa seorang disebut mukhlis kalau perilakunya seperti perlilaku bayi yang tidak menghiraukan siapa yang memujinya dari kalangan manusia. [Tanbih Al Mughtarin] 
Do'a Rasulullah: "Ya Allah, hidupkan hamba selagi hidup masih baik bagi hamba. Dan matikan hamba selagi mati lebih baik bagi hamba"
Kita senantiasa muda untuk melakukan dosa. Tapi belum tentu tua untuk melakukan taubat...
Hidup bukanlah sebuah lomba yang selalu menuntut kita untuk menjadi nomor satu. Tapi hidup ialah masalah membuat prioritas. Prioritas apa saja yang kita miliki saat ini?.

Ditengah kesibukan kita akan dunia, setidaknya kita bisa menyisakan waktu mesti hanya 10 menit untuk orang yang kita sayangi, walau hanya menatap dan mengamatinya atau sekedar mendengar keluhannya.

Agar kita tidak menyesal jika dia sudah tiada. Karena selalu ada untuk orang yang kita sayangi, sudah menjadi salah satu prioritas. [Murtakibudz Dzunub]
"Semua penulis akan meninggal. Hanya karyanya-lah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti." [Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu]

Siapa tidak mendekat kepada Allah gara-gara halusnya kebaikan yang Dia berikan, maka ia akan diseret (supaya mendekat) dengan rantai cobaan” [Syaikh Ibnu Athai'ilahmenulis dalam kitabnya ‘Al-Hikam’]

Seorang Guru Sufi Menasehati : 
Anakku, Allah Maha Pengasih dalam segala suasana kepada hamba-Nya. Allah ingin agar hambanya menjadi orang yang shaleh dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka diberikanlah rezeki kepada hamba-Nya dengan halus agar dia menyadari hadirnya rezeki dari Allah kemudian si hamba akan mendekat dan bersyukur. Rezeki bisa berbagai macam bentuknya, dapat berupa uang, keluarga (anak istri suami), pangkat, jabatan, karier,dan sebagainya.

Setiap pagi hari ,dua malaikat turun (kebumi), salah satu diantara keduanya berkata,
YA ALLAH ,berilah ganti kepada orang yg mau berinfak,dan satunya lagi berkata ,YA ALLAH,berilah kerusakan kepada orang yg tidak  mau berinfak (HR. Bukhari-Muslim). 
Barang siapa yg memiliki kelebihan tumpangan kendaraan,berbagilah dg orang yg tidak memiliki tumpangan... kendaraan,dan barang siapa yg memiliki kelebihan bekal,berbagilah dg orang yg tdk memiliki bekal (HR. Muslim). 
Barang siapa yg memiliki makanan utk dua orang,hendaklah ia mengundang orang yg ketiga(utk makan bersama) dan barang siapa yg memiliki makanan utk empat orang, hendaklah ia mengundang orang yg kelima atau keenam(utk makan bersama)"

"Menjadi PENTING itu BAIK.
Tapi menjadi BAIK itu lebih PENTING.
Maka jadi kanlah HARI INI lebih BAIK dari KEMARIN,
dan hari ESOK lebih BAIK dari HARI INI"
Peganglah hari lalu sebagai saksi yg adil.Keberadaanmu hari ini kan menjadi bukti. Kalau kemarin kau telah berbuat kejelekan.Gandakan kebaikan hari ini kau kan terpuji.jangan menunda kebaikan hari ini hingga esok. Boleh jadi esok datang kau telah pergi. Harimu bila dipergunakan mendatangkan kebaikan. Hari yg berlalu tak akan pernah kembali.

Orang mukmin itu tidak terikat kecuali oleh tiga masa; membekali diri utk kembali ke akhirat,berjuang utk kehidupan , dan menikmati apa yang tidak diharamkan.( HR. Abu Dzar r.a).

الخلق حال للنفس داعية لها إلى أفعالها من غير فكر ولا روية

“Akhlak adalah gerakan jiwa yang mendorong melakukan perbuatan dengan tanpa butuh pikiran dan pertimbangan.” (Ibnu Maskawaih)
Orang mukmin bisa merasa cemas karena enam hal, Yaitu:
1. Cemas (takut kepada Allah), khawatir jikalau sewaktu-waktu Allah mencabut kenikmatan iman.

2. Cemas akan malaikat hafadhah (pencatat), takut mereka mencantumkan amal yang dapat mempermalukan diri pada hari kiamat.

3. Cemas akan setan, takut seandainya ulah mereka menjadi sebab terhapusnya segala amal kebaikan diri.

4. Cemas akan malaikat maut, takut tiba-tiba nyawa dicabut, sedang diri tengah lengah atau lupa.

5. Cemas akan gemerlap dunia, takut diri terbujuk, terpukau, sehingga lupa kehidupan akhirat.

6. Cemas akan keluarga, takut terlalu disibukkan oleh mereka, sehingga lupa dari mengingat Allah 'azza wa jalla. (Sayyidina Utsman bin Affan r.a.) Dikutip dari kitab Nasha-ihul 'Ibad (Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-'Asqalani)

Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati, berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu), cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.
(Nasihat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW – Sahl bin Said)

Kita cela zaman ini, padahal cela ada pada kita. Tak ada cela pada zaman kita selain dari diri kita. Kita hina zaman yang tak berdosa. Andai zaman ini berbicara ia akan menghina kita. (Imam Syafi'i)

Kami dapat merasakan kenikmatan dalam hidup, ketika kami mampu bersabar. (Umar bin Khaththab ra.)

Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan –> Teknik Empati. (Anonim)

Dalam berusaha lihatlah orang yang nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita). [Anonim]

Aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini. (Anonim)

Jangan tunggu termotivasi baru berbuat. Berbuatlah! Niscaya Anda termotivasi. (Anonim)

Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah mencoba menyenangkan setiap orang. (Anonim)

Tipe/jenis manusia dilihat caranya beribadah kepada Alloh swt.:
1. Tipe pedagang, yaitu orang yang melakukan sesuatu demi memperoleh imbalan yang menyenangkan. Temasuk dalam kategori ini adalah orang yang taat kepada Alloh karena mengharapkan di akhirat kelak akan dimasukkan ke surga.
       
2. Tipe budak, yaitu seseorang yang takut kepada majikannya. Ia taat kepada Alloh karena dorongan takut siksa neraka.  
 
3. Tipe robot, yaitu orang yang melakukan ibadah secara otomatis tanpa pemikiran dan penghayatan.
4. Tipe orang arif, yaitu orang yang beribadah sebagai balas jasa karena menyadari betapa besar anugerah Alloh yang telah diterima. (ibadah sebagai rasa syukur).

"Semua penulis akan meninggal. Hanya karyanya-lah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti." (Ali bin Abi Thalib)

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.

Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:

Cinta adalah kekuatan yg mampu
Mengubah duri jadi mawar
Mengubah cuka jadi anggur
Mengubah sedih jadi riang
Mengubah amarah jadi ramah
Mengubah musibah jadi muhibah.

Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya:
mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.

Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.

Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)

“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. At Tirmidzi)

Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. (Hamka)

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Hamka)

Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya. Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya. Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)

Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.

Jika SENDIRI jangan merasa sepi. Ada Allah yang MENGAWASI
Jika SEDIH jangan pendam dalam hati. Ada Allah tempat BERBAGI

Jika MARAH, jaga fikiran & hati. Ada Allah tempat MENENANGKAN DIRI
Jika SUSAH jangan merasa pilu. Ada Allah tempat MENGADU

Jika GAGAL jangan berputus asa. Ada Allah tempat MEMINTA
Jika BAHAGIA jangan menjadi lupa. Ada Allah tempat MEMUJA

Jika allah tidak mempertemukan kita didunia maka aku akan selalu berdoa agar allah mempertemukan kita disurga. Untuk itu bantulah aku mencintai tuhanku lebih besar dari pada aku mencintaimu. (Ahmad Faried's)

Baik mana? memohon kepada Tuhan supaya meringankan cobaan. Atau berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk menghadapinya? 
Ada kalanya kita harus menaggalkan prinsip hidup kita sebentar demi sebuah keadaan yang mengharuskan kita melakukan hal yang demikian.
Kita cela zaman ini, padahal cela ada pada kita. Tak ada cela pada zaman kita selain dari diri kita. Kita hina zaman yang tak berdosa. Andai zaman ini bisa berbicara maka ia akan menghina kita. (Imam Syafi'i)
Tidak ada yg salah saat kita menunjukkan kepedulian pada seseorang, tapi yang salah adalah saat kita mengharapkan dia juga melakukan hal yang sama pada kita.
  
.Kebanyakan para penghuni surga adalah orang-orang yang berfikir sederhan
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhori dalam kitab 'Syu'abul Iman']
 
 
أرح نفسك من التدبير, فماقام به غيرك عنك لا تقم به لنفسك (حكم)

Istirahatkan dirimu/fikiranmu dari pada kerisauan mengatur kebutuhan duniawimu. Sebab apa yang sudah dijamin/diselesaikan oleh selainmu, tidak usah kau sibuk memikirkannya. 
 

Seorang sufi pernah berkata dalam sebuah syair;

"Alaa yaa ayyuhal mar'u alladzil hammu bihi barroh
Idzasytaddat bikal 'usro, fafakkir fi alam nasyroh"

[Wahai orang yang yang banyak kesusahan, jika musibahmu telah memuncak
bacalah surat 'Alam Nasyroh']


Berlapang dada itu indah kawan, karena dedikasi dan nilai sebuah pengorbanan itu amatlah manis. [jalani saja jangan mengintip hasil akhir]

Sahabat Umar ra. pernah berkata: “Dulunya kita adalah kaum yang paling hina, kemudian Allah SWT memuliakan kita dengan agama Islam, maka kalau kita mencari kemuliaan dengan selain agama Islam ini, pasti Allah SWT akan menjadikan kita lebih hina dan rendah tidak ada nilai. (Riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).

Jarang sekali terjadi karunia besar dari Allah, kecuali secara mendadak
(tiba-tiba). Supaya tidak ada orang yang mengaku bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk menerima karunia itu. [Hikam]
 

Posted By Kang Santri4:04:00 PM

Jurus Ampuh Mengusir Bisikan Setan, Jin Dan Manusia

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Malam itu penulis kedatangan salah seorang sahabat yang tengah gelisah karena dia merasa berat sekali untuk mengerjakan sholat subuh.

“tolong kasih masukan supaya aku bisa mengerjakan sholat subuh, Karena ahir-ahir ini aku tidak pernah mampu mengerjakannya..”. keluhnya

“emang kalau malam tidurnya jam berapa..” tanyaku.

“pokoknya kalau belum jam dua belas lewat belum bisa tidur..”

“ngapain aja..” tanyaku lagi, yang tidak dia jawab.

“Aku lihat artikelmu di tanbihun.com (baca: Ketika Sholat Tak Lagi Terasa Nikmat), tapi aku masih belum puas kalau tidak bertanya langsung..”.

Setelah selesai menceritakan kegelisahannya,

Aku hanya menjawab “meski orang yang nasehati sampai mulutnya berbusa, kalau hatimu masih seperti itu nggak akan masuk sobat, karena sebenarnya kamu sendiripun tahu mesti harus ngapain…”. dia hanya diam.

“coba kamu tidurnya lebih awal lagi…”

“sebenarnya sama, aku juga belum lebih baik darimu..” imbuhku.

Untuk mengobati kegelisan sahabatku tadi, sengaja penulis menyusun artikel ini. Dengan tujuan semoga ada manfaat yang bisa sama-sama kita ambil.


Sahabat, mari kita simak sepuluh wasiat Rosululloh tentang kiat-kiat mengusir bisikan setan, jin dan manusia yang menyebabkan kita terasa berat ketika akan mengerjakan amal ta’at berikut ini:

Pertama, Jika dia membisikkan: “Anakmu akan…”. Jawablah: “Semua akan mati, dan anakku akan ke surga, aku malah senang.” (karena sudah banyak ahli ibadah yang menduakan kecintaannya kepada Alloh setelah ia dikaruniai anak. Apalagi yang bukan ahli ibadah pen.)

Kedua, Jika dia membisikkan: “Hartamu akan musnah…” Jawablah: “Tak apalah, pertanggung-jawabanku  menjadi ringan.” (inilah jawaban orang yang tidak hubbuddunnya, sehingga ia akan mudah mengerjakan ibadah karena waktunya tidak ia gunakan hanya untuk menumpuk-numpuk kakayaan pen.)

Ketiga, Jika dia membisikkan: “Orang-orang menzalimi dirimu, sedangkan kamu tidak zalim…” Jawablah: “Siksa Allah akan menimpa orang-orang zalim dan tidak mengenai orang-orang yang baik.”  (merupakan tanda kepasrahan dan tidak pendendam, karena sifat dendam hanya akan membawa pada kebinasaan pen.)

Keempat, Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kebaikanmu…” Jawablah: “Kejelekanku lebih banyak.”  ( untuk menghindari sifat riya’ ujub dan takabur, kare ketiganya lah yang membuat ibadah tidak ada nilainya dihadapan Tuhan pen.)

Kelima, Jika dia membisikkan: “Alangkah banyak shalatmu…” Jawablah: “Kelalaianku lebih banyak dari pada shalatku.” (Lalai tidak mengingat, bahwa Allah senantiasa mengawasi dirinya pen.)

Keenam, Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang…” Jawablah: “Apa yang aku terima Allah jauh lebih banyak dari yang aku sedekahkan.” (sebagai tanda mensyukuri nikmat pen.)

Ketujuh, Jika dia membisikkan: “Betapa banyak orang yang menzalimu…” Jawablah: “Orang-orang yang aku zalimi lebih banyak.”  (menandakan bahwa manusia tidak pernah luput dari dosa haqqul adam pen.)

Kedelapan, Jika dia membisikkan: “Betapa banyak amalmu…” Jawablah: “Betapa sering aku bermaksiat.” (merupakan sikap yang tawadlu’ yang tidak suka membangga-banggakan amal pen.)

Kesembilan, Jika dia membisikkan: “Minumlah minuman-minuman keras…” Jawablah: “Aku tidak akan mengerjakan maksiat.” (merupakan benteng mempertahankan keimanan pen.)

Kesepuluh, Jika dia membisikkan: “Mengapa kamu tidak mencintai dunia…?” Jawablah: “Aku tidak mencintainya karena telah banyak orang lain yang tertipu olehnya.”  (ingatlah mereka yang sudah di alam barzakh sedang merapi penyesalan yang sudah tidak mungkin ia perbaiki pen.)



Renungan:

Saudaraku, sampai kapankah kamu menunda-nunda amalan? Sampai kapankah kamu menambahkan impian? Sampai kapankah kamu terperdaya oleh kesempatan yang diberikan? Dan sampai kapankah kamu tidak mengingat datangnya kematian? Semua hasil usaha kamu hanyalah untuk tanah, apa yang dibangun semua akan hancur, segala yang kamu kumpulkan akan pergi, dan seluruh amalan kamu tertulis dalam satu kitab yang disiapkan untuk hari perhitungan.

Saudaraku, berapa hari kah yang telah engkau habiskan untuk mengulang-ulangi kata “nanti”, betapa banyak waktu yang kau sia-siakan dengan melalaikan kewajibanmu, dan betapa banyak telinga yang sempurna pendengarannya tapi tidak dapat digetarkan oleh peringatan dan ancaman.

Saudaraku, jika Tuhanmu mengusirmu dari hadapan-Nya, maka kemanakah engkau akan kembali dan jalan manakah yang akan engkau tempuh, serta arah mana yang akan engkau tuju? Berbaktilah kepada Tuhanmu. Mudah-mudahan hal itu akan membuahkan hasil bagimu untuk kembali.

Saudaraku, perjalanan itu telah ditetapkan untuk kita. Tahun-tahun yang dilalui adalah tempat-tempat persinggahan, bulan-bulan adalah fase-fasenya, hari-hari adalah jaraknya, dan napas adalah langkah-langkahnya, maksiat sebagai penyamun, keberuntungan adalah surga dan kerugian adalah neraka.

Kita diciptakan melalui enam masa perjalanan sebelum mencapai tempat kedamaian. Pertama, perjalanan dari tanah menuju air mani. Kedua, dari tulang sulbi menuju rahim. Ketiga, dari rahim ke atas dunia. Keempat, dari permukaan bumi ke liang kubur. Kelima, dari kubur ke tempat hisab (perhitungan). Keenam, perjalanan dari tempat hisab menuju ke tempat tinggal abadi (neraka atau surga). Saat ini kita telah menyelesaikan setengah perjalanan namun yang tersisa jauh lebih sulit dibanding perjalanan sebelumnya. (“Lautan Air Mata”/Ibnul Jauzy)



Posted By Kang Santri3:49:00 PM

Obat Penyubur Untuk Wanita

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Seorang lelaki mendatangi dokter mengeluhkan isterinya yang sudah lama belum juga bisa memberinya keturunan. 

Setelah memeriksa denyut jantung si isteri, dokter berkata:

"Kamu tidak memerlukan obat penyubur. Sebab, berdasarkan pemeriksaan denyut jantung, empat puluh hari lagi engkau bakal meninggal."


Si isteri merasa ketakutan sekali mendengar keterangan dokter itu. Ia putus asa menjalani sisa kehidupan yang tinggal sebentar lagi. Akibatnya, ia tidak berselera makan dan minum. 

Tetapi, sampai batas waktu empat puluh hari yang dikatakan dokter, ternyata ia masih hidup . Merasa penasaran, suaminya lalu menemui dokter untuk menanyakannya.

"Dokter, isteriku belum meninggal," katanya. 

"Aku tahu itu,"jawab dokter. 

"Bahkan, insya Allah sebentar lagi ia akan mengandung."
Sang suami yang sebenarnya sudah pasrah atas suratan takdir Allah itu menjadi tidak habis pikir dengan keterangan dokter.

"Apa maksud dokter? Bagaimana itu bisa terjadi?" tanyanya penasaran. 

"Begini," kata dokter, 

"Dulu aku lihat istrimu kegemukan, banyak lemak yang mengganggu pada bibir rahimnya. Aku sengaja menakutinya dengan kematian supaya ia bisa kurus. Dan temyata berhasil, sehingga sesuatu yang menyebabkan ia tidak bisa melahirkan menjadi hilang."

Sumber: al lhya' Ulum al Din, Imam al Ghazali 
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam indonesia   


Posted By Kang Santri3:37:00 PM

Tegakkan Shalat PHK di Dapat

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Berawal dari sebuah perkenalannya dengan seorang pemuda muslim Evi Cristiani yang kini sudah menjadi seorang muslimah yang patut dicontoh.

Perilaku keislamannya benar-benar diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari walau begitu berat cobaan yang dihadapinya.
Sekali syahadat sebagai kesaksian sakral sudah ia ucapkan maka pantang baginya untuk surut menegakkan kalimat Allah dalam kalbunya.  

Sudah pasti orang tuanya menentang keinginannya, Evi pun harus hijrah ke tempat kost agar ibadahnya lancar ia kerjakan. Belum lagi beres masalah dengan orang tuanya lantaran ia masuk Islam, Evi harus menghadapi masalah di tempat kerjanya. Gadis berusia 27 tahun bekerja di sebuah biro perjalanan yang mayoritas karyawannya beragama non muslim. 

Profesionalisme juga tidak dijalankan di sana karena sikap sebagian besar karyawannya masih memakai sentimen agama.  Hasilnya Evi jadi bulan-bulanan para atasan karena dianggap tidak sejalan dengan pola pikir mereka. Ada acara rutin tiap dua pekan sekali yang wajib diikuti oleh karyawan bagian Evi bertugas. Acara yang sarat dengan unsur maksiat itu adalah mengunjungi bar-bar dan bersenang-senang hingga mabuk.

Dulu ia tidak pernah lewatkan acara itu tapi sejak ia masuk Islam jelas acara model itu ia tolak mentah-mentah. Segala alasan ia cari agar ia bisa terbebas dari dosa itu. Sampai akhirnya atasannya jenuh dan tidak akan mengajak Evi hura-hura lagi. Beres dengan yang satu itu muncullah masalah lain yang tak kalah menyakitkan.
 
Ketika seorang kawannya pulang dari tugas ke eropa, ia membawa oleh-oleh yang dibagikan ke rekan-rekannya kantornya tak terkecualiEvi. Oleh-oleh berupa kue itu tak disangka
mengandung daging babi. Lantaran Evi tidak tahu ia makan segigit kue itu lalu kawannya
pun berkata,"Evi itu kan ada babinya kok dimakan juga" 

Mendengar hal itu Evi pun lari ke kamar mandi dan memuntahkan sebisa-bisa makanan dalam mulutnya sambil beristighfar tak henti-henti. Kawannya pun ia tegur, tidak keras tapi tegas. Si kawan merasa tidak salah dan berkelit. Evi menghentikan debatitu dan coba menyabarkan dirinya. 

Lagi-lagi di bagian yang baru Evi dihujam oleh fitnah yang bertubi tubi. Manajernya yang baru justru yang menjadi momok lahirnya fitnahan tersebut. Cobaan demi cobaan itu dipuncaki dengan dipanggilnya ia oleh pihak SDM.

Ia jelaskan bahwa ia harus menjalankan kewajibannya sebagai muslim yaitu shalat dan berusaha menghindari kemaksiatan sekeras mungkin.Jalan keluar tidak ketemu dan PHK jadi solusi yang terbaik. Evi terima dengan ikhlas,"rejekiku sudah diatur olehNya," gumam Evi mantap sambil keluar kantor dengan perasaan lega.

Semoga Allah Swt memberikan kekuatan lahir bathin buat sdri. Evi yang telah mendapatkan
Hidayah di jalan Allah. Amin

Penulis Amma 
Kamis, 26 Safar 1423/ 09 Mei 2002  


Posted By Kang Santri3:28:00 PM

Sunday, January 29, 2012

Ku Awali Coretan Blog Ini

Filled under:

Murtakibudz Dzunub -

بسم الله الرحمن الرحيم

Hadirnya blog ini tidak lain karena dari dorongan para sahabat admin di tanbihun.com, karena sebelumnya saya tidak ernah terpikirkan untuk membuat blog sendiri. Hingga ahirnya saya berpikir ulang, 

"untuk menyalurkan hobi menulis, tidak selamanya ide-ide yang keluar topiknya sesuai dengan isi pada web tersebut. Jadi lahirlah blog sederhana ini, dengan harapan membawa hikmah tersendiri buat saya dan juga para sahabat yang kebetulan mampir..".

Selama kita hidup, kita akan terus disuguhi dengan berbagai lakon. Saat bahagia, sedih, bingung, bimbang dengan mana yang harus diambil saat menghadapi sebuah pilihan. Juga tentang problematika lainnya, keluarga, suami, isteri, sahabat, guru, bahkan kekasih, dan lain sebagainya.

Seorang penulis otodidak seperti saya ini memang tidak ada keistimewaan dalam olah tulisan, namun setidaknya tentang apa yang saya rasa, apa yang saya lihat dan apa yang tidak bisa saya ucapkan lewat lisan bisa terwujud dalam tulisan. Dengan harapan bisa ditemukan adanya pembelajaran.


"Murtakibudz Dzunub".... Adalah seorang yang selalu menumpuk-numpuk dosa, tapi ia sadar akan dosanya dan selalu berusaha minta kepada Allah untuk memberikan pengampunan disamping melakukan amal kesalihan. Orang yang selalu berusaha agar tiap tetes air mata tidak mengalir percuma karena menangisi dunia. Berusaha untuk bisa memasrahkan segala urusannya hanya kepada Tuhannya, tidak kepada selainNya.

Insya Allah.

Salam...


Posted By Kang Santri9:34:00 PM

Masih Ada Waktu Memperbaiki Diri

Filled under:

Wahai sang tawanan dalam cengkraman kelengahan, wahai yang menggelepar karena mabuk oleh umur yang diberikan, wahai pengingkar janji, perhatikanlah dengan siapa engkau telah mengikat perjanjian di zaman azali (alam ruh), sebagian besar umur telah berlalu, sedang engkau selalu mencari-cari alasan. Wahai orang yang diseru untuk keselamatannya tapi ia lamban menanggapinya. Mengapa engkau lengah, sedangkan maut telah mendekat, seakan-akan engkau meremehkan air mata yang mengalir disaat kematian.

Wahai  yang bila ditimpa kesulitan menjadi kalap, serahkan pengaturan hidupmu pada-Nya, niscaya engkau akan tenang. Engkau senantiasa mengeluh dan mengaduh sedangkan engkau sebelumnya telah melupakan pekerjaan yang besar. Jika engkau kembali pada-Nya dengan sepenuh hati, akan dipercepat untukmu jalan keluar dari masalah yang engkau hadapi.

Wahai orang-orang yang bertaubat, marilah kita menangisi segala dosa, ini adalah tempat menumpahkan segala kesedihan, marilah kita mencurahkan air mata dan mengadukan derita karena diabaikan. Semoga masa-masa kemesraan akan kembali seperti sedia kala. Wahai orang-orang yang tersesat di lembah kelalaian, wahai orang-orang yang kebingungan di lembah larangan, siangmu mencari dunia dan malammu dibuai mimpi, ini adalah kerugian yang nyata jika masa muda telah pergi sedang anda belum mendapat keuntungan maka masa tua akan lebih menderita kerugian. Impianmu demikian panjang padahal mungkin telah disiapkan bagimu kain kafan.

Berdirilah di tepi pertaubatan, karena luatan kemaksiatan adalah taufan. Engkau biarkan tunas muda hingga layu oleh maksiat pada sang Pengasih. Dan setelah masa tua menjelang, engkau menyesali apa yang telah engkau lakukan. Jika engkau tidak didampingi taufiq-Nya maka engkau akan berada di lingkaran mereka yang tak mendapat kebaikan.

Posted By Kang Santri8:51:00 AM

Siapakah sebenarnya yang paling setia kepada CINTA?

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Alkisah di suatu pulau kecil, tingglallah berbagai macam benda abstrak: ada cinta, kesedihan, kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu. 

Semua penghuni pulau berusaha cepat-cepat menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di depan pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kaki cinta.

Tak lama, cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. “kekayaan! Kekayaan! Tolong aku” teriak cinta. “Aduh! Maaf Cinta!” kata kekayaan, “perahuku telah penuh dengan harta bendaku, aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini”.
Lalu kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak cinta. Namun kegembiraan terlau gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan cinta.

Air makin tinggi membasahi kaki cinta sampai kepinggang dan cinta semakin panik. Tak lama lewatlah kecantikan. “Kecantikan!, bawalah aku bersamamu!,” teriak cinta. “wah, cinta, kamu basah dan kotor. Aku tidak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” Sahut kecantikan.
Cinta sedih mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah kesedihan. “oh kesedihan, bawalah aku bersamamu,” kata cinta. “maaf cinta, aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..” kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta  putus asa. Ia merasa air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, cinta! Mari cepat naik ke keparahuku!” cinta menoleh kea rah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelemkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.

Cinta segera menanyakannya  kepada seorang penduduk tua di pulau itu. Siapa sebenarnya orang tua itu. “oh, orang tua tadi? Dia adalah waktu.” Kata orang tua itu. “tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tidak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” Tanya cinta heran. “ sebab,” kata orang itu, “hanya waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu…”

motivasi.net 

Posted By Kang Santri8:44:00 AM

Friday, January 27, 2012

Menikmati Kesedihan

Murtakibudz Dzunub - Untuk hatiku yang sedang bersedih. Juga buat hatimu yang sedang bersedih.

"mari kita bersama menikmati kesedihan ini..."

Ikhwan... seperti inikah rasa bersedih..?
Seolah semua apa yang dipandang mata sudah tidak ada yang menarik lagi, kelezatan yang dikecap sudah tak terasa nikmat lagi, semua terasa hambar, gelap gulita, karena yang dirasa hanyalah tangisan hati juga tangisan mata.

Untuk aku dan dirimu yang saat ini sedang dalam kedukaan...
Mungkin saat ini kita termasuk yang paling tahu bagaimana proses terciptanya airmata, ibarat mendung, gemuruh hati yang sedang bergetar tak ubahnya halilintar. Ia begitu hebat menyayat yang menimbulkan kilat yang teramat sakit.

Sahabat... mari kita nikmati kesedihan ini.
Coba kita tengok sawah ladang amal kita yang semakin kekeringan, juga rumput liar kemaksiatan yang kian menjalar, bukan kah kini sudah saatnya kita meminta hujan kepada Tuhan? Bukankah kini memang waktu yang tepat untuk mengambil sabit keinsyafan?

Sahabat.... sudah saatnya kita menerima penuh rasa syukur atas hujan tangis ini, supaya kebun-kebun kebijakan bisa kita namani lagi. Anggaplah kita kembali kemasa kanak-kanak dulu yang girangnya bukan main saat bermain dengan air hujan.

Saat itu kita tidak peduli, orang lain memandang jorok karena kita memang suka bahwa bermain lumpur itu hal yang mengasyikkan. Hingga ahirnya ibu kita yang menyeret ke bak mandi untuk dibersihkan. Bagaimana perasaan kita waktu itu? pasti sedih dan nangis kan? Namun setelah itu, kita jadi bersih kembali dan tentunya semakin rupawan dan elok.

Sahabat... seperti itulah caraku menikmati kesedihan.
Aku tidak akan melewatkan saat-saat menangis, karena bagiku ada moment spesial untukku buat Tuhanku saat itu, karena aku merasa semakin dekat dengan-Nya.

Ku nikmati saat hatiku menggelegar penuh rintih
Ku nikmati setiap proses jatuhnya airmata
Ku nikmati ketika dua pipi ini dilewati tetesan air bening nan murni yang bersumber dari hati

Ahhh... ternyata seperti itu rasanya


Posted By Kang Santri2:56:00 PM

Thursday, January 26, 2012

Sebuah Renungan

Filled under:



Kebaikan itu hanya menatap sayu, melihat keluguan
seorang pemuda yang mulai nampak lusuh raut mukanya

Bagi beranda hati yang tak henti mengharap nur suci
Bagi seonggok daging yang selalu berharap 
selamat saat kiamat

Dengan apa malammu kau pertanggung jawabkan?
Sementara siangmu kerap kau abaikan?

Meski tak seindah mutiara yang dibuat 
dalam cangkang karang
Nafsu bejat itu selelu berusaha dia jinakkan
Nafsu ketika dia mengharap sesuatu yang bukan haknya
Nafsu ketika semua orang harus 
sejalan dengan pemikirannya
Nafsu ketika dia mulai putus asa dengan 
indah pengharapannya

Sedang saujana yang terlihat hanya tangisan
hangat bunga rumput yang tertutup kelopak takut

Usai memutar biji tashbih
kenapa air mata ini tak mahu keluar...?

Dengan di iringi kepiluan
percuma tarian pena ku goreskan melukis syair-syair hikmah kehidupan!,
sedang hatiku sendiri buta tuk membaca

Astaghfirullah....

Posted By Kang Santri8:01:00 PM

Menikahlah, Jangan Kau Umbar Nafsumu

Filled under:


Murtakibudz Dzunub - (Nafsu dari kedua mata, nafsu dari ucapan, nafsu dari pemikiran, nafsu dari tulisan, dan semua nafsu yang lahir dari  anggota badan dan angan-angan )

“Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah kawin. Sesungguhnya perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya.” (HR. Bukhari)

“Barangsiapa kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separonya lagi.”

(HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi)

Tersebutlah dua insan anak manusia ia adalah Yusuf dan Aisyah, keduanya dipertemukan lewat  dunia tulis-menulis. Kisah ini mereka awali  dengan tidak sengaja setelah salah satu dari mereka merasa diambang keputusasaan mencari pasangan hidup.

Kita mulai dari kisah Yusuf,

Dulu ia pernah jatuh hati pada seorang gadis, sebenarnya gayung pun bersambut gadis itu juga mempunyai persaan yang sama. Namun sayang  keduanya berat untuk mengatakan perasaannya masing-masing, hingga bisa dikatakan cinta mereka bak terpendam di jabal uhud.  Hingga takdir berkata lain ketika orang tua gadis berkata pada suatu malam,

“Rahma… bapak lihat rasanya kamu sudah pantas untuk menikah”

“maksud bapak…?” Rahma belum mengerti maksud ucapan ayahnya,

“begini Rahma, kemarin ada temen lama bapak yang silaturrahim kerumah, beliau mengutarakan ingin menikahkan putranya dengan kamu, apa kamu bersedia?”

“apa pak…?” Rahma kaget.

Hingga setelah melalui dialog yang lumayan alot selama berhari-hari, ahirnya Rahma pun menuruti perjodohan dari orang tuanya.

Betapa pilu dan hancurnya hati Yusuf mendengar kabar tersebuat, hingga seolah ia merasa trauma dengan apa yang namanya jatuh cinta, apa lagi tentang menikah.

Beda lagi dengan Aisyah,

Menjelang ‘yaumul khitbah’  ia berdebat hebat dengan calon tunangannya,

“sepertinya kita sudah tidak sependapat lagi mas..” Aisyah sambil menundunkkan wajah,

“maksud kamu apa Aisyah..?” Tanya  lelaki yang dihadapannya sambil mengerutkan dahi,

“mas… aku tidak mungkin menangalkan jilbab setelah menikah denganmu, aku tidak mahu melanggar syari’at…”. Aisyah menjelaskan

“oke, baiklah kalau begitu kita batalin saja rencana pertunangan kita…”. Calon tunangannya mengancam,

“kalau itu memang yang terbaik untuk kita, aku ihlas mas…”  Aisyah terlihat pasrah.


Kita tinggalkan dulu kisah masa lalu mereka,

Malam  itu sekitar jam 20.00 wib melalui ruang chatting, keduanya terlihat sedang serang-serangan syair tentang Al-Isyqu (asmara),

Setelah Aisyah menulis syair yang kesebelas,

“sesungguhnya hati  itu bila telah hilang cintanya, maka bagaikan kaca yang pecah tak dapat ditambal lagi…” balas Yusuf,

Namun kali ini Aisyah membalasnya dengan hadits,

“Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)”

Belum sempat Yusuf membalas,

“Hadis riwayat Sa`ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang Usman bin Mazh`un hidup mengurung diri untuk beribadah dan menjauhi wanita (istri) dan seandainya beliau mengizinkan, niscaya kami akan mengebiri diri. (Shahih Muslim No.2488)” Aisyah menambahi,

Sejenak Yusuf  terdiam, setelah hampir 24 menit Yusuf belum membalas,

“dorrr… hey, kamu kenapa diam akhi ^_^..?” tulis Aisyah ingin melanjutkan obrolan,

“nggak apa-apa ukhti..  makasih ya udah ngingetin dengan hadits ini… ” balas Yusuf,

“loh emang kenapa….?”,

“ya… cocok aja sebagai penawar  trauma masa lalu heheee…” Yusuf sambil bercanda,

Hubungan persahabatan mereka  jalin dengan tidak menanggalkan norma syariat kalau dilihat dari sisi caranya berta’aruf.

Ahirnya, setelah hampir enam bulan masa ta’aruf kembali cerita seperti yang sebelumnya Yusuf alami terulang, Yusuf bisa mengobati trauma masa lalunya setelah mengenal Aisyah.

Tapi bagaimana dengan Aisyah? Apakah dia juga sudah membuka hatinya untuk lelaki?

Ternyata rasa kepasrahannya tentang siapakah jodohnya kelak  tidak pernah membuatnya metutup diri, karena ia sudah berhasil menentramkan dirinya dengan keyakinan takdir yang sudah ditetapkan dari-Nya.  Dan ini merupakan salah satu ciri dari wanita Shalihan (baca:  Cinta Suci Muslimah Sejati)

Hingga terucaplah sepatah kata cinta dari keduanya, dimana keduanya sama-sama taat menjalankan syari’at hingga lahirlah ungkapan azimat,

“sebelum ijab-qabul dilafadz-kan syari’at masih membatasi cinta ini, mari bersama pelajari ilmu dalam berumah tangga agar kita lebih siap menuju kearah yang mulia itu…”

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” (Muttafaq Alaihi).

Posted By Kang Santri5:08:00 PM

Wednesday, January 25, 2012

Mencari Kebahagiaan

Murtajibudz Dzunub - "dimana bisa ku temukan bahagia?" Sebelum hati kita menjawab, coba tanyakan kebahagiaan seperti apa yang dimaksud? 

Apakah yang seperti ini? 

"asal gue seneng, gak stres, bisa ketawa, kagak pernah sedih..." "semua yang gue butuhin selalu ada... dll yang penting kagak nangis. seperti itulah cara gue bahagia.

(Waow... orang pengen bahagia kok rakus amat ya hehe..)
Umpama seperti itu kriteria kebahagiaan, seketika itu juga kita bukanlah orang yang bahagia. Pikiran kita dibombardir dengan keinginan yang tamak.

Coba kita tela'ah satu persatu dari ungkapan diatas. Pertama "asal gue seneng" pada kalimat ini menuntut semua cara demi mendapat kesenangan. 

Oke, katakanlah semasa hidup dia bisa nurutin semua kesenangannya. Apakah bisa langsung dikatakan  "dialah orang yang bahagia, karena semua kesenangannya terturuti?".

Secara logika, merupakan sesuatu hal yang sangat mustahil terjadi karena itu sangat bertentangan dengan apa yang namanya takdir. Sebagai contoh, kita sangat mencintai salah satu mahluk Allah dan mahu tidak mahu perpisahan itu pasti akan terjadi karena maut tidak bisa dicegah.

Nah, kalau kita tidak bisa menerima takdir ini sudah tentu bisa dikatakan "kita bukanlah orang  yang bahagia" karena muhal (perkara yang tidak mungkin) kalau keinginan kita supaya orang yang sudah meninggal bisa dihidupkan kembali.

Sedang pada poin yang kedua "bisa ketawa, kagak pernah sedih". Apakah ada orang hidup didunia ini ada yang seperti itu? pasti tidak ada kan? karena keduanya seperti halnya hukum alam  yang akan datang silih berganti. Kita bisa merasakan asyiknya tertawa karena sudah merasakan pahitnya kesedihan yang selalu diahiasi dengan muka muram.


Sebagaimana yang sudah dituturkan Amirul mukmini Sayyidina Ali Karromallohu wajhahu:


Disini kita bisa mengambil sebuah pelajaran, artinya apapun yang kita dapatkan dan apa yang telah Allah berikan kepada manusia, semua kembali kehatinya bagaimana ia mensyukurinya juga memanfaatkannya. Rasa syukur dan qona'ah adalah merupakan kekayaan yang tidak bisa dibeli dengan materi. Atas nikmat, hati yang senantiasa bersyukur tidak akan membandingkan kepada yang lebih atas. Diatas rasa itulah poin dari "kebahagiaan" bisa ditemukan.

Bila kita kembali mengingat sebuah kisah dari Nabi Ayub a.s, itulah salah satu suritauladan diasaat manusia menghadapi musibah dunia yang datang secara bertubi-tubi, dengan keajaiban rasa syukur beliau tidak pernah mengeluh apalagi merasa kan kehilangan dari dicabutnya beberapa nikmat dunia yang pernah diterimanya. Sebagai seorang Nabi yang doanya di ijabah, beliau merasa malu meminta kepada Allah supaya segera mengahiri ujiannya.

Jadi initinya, kebahagiaan bukanlah berada di tambang berlian yang karenanya kita bisa  membeli dunia. Kebahagiaan tidaklah terletak jauh di hati seseorang disana. Kebahagiaan bukanlah seperti apa yang selama ini kita larutkan dalam angan-angan.

Tapi kebahagiaan adalah saat ini diatas segala rasa penerimaan dan rasa syukur,  yang berada didalam bongkahan hati yang kecil ini.

Jangan tunda untuk mendapatkan rasa bahagia, kalau bukan sekarang kapan lagi?


Posted By Kang Santri12:10:00 PM