Friday, December 28, 2012

Sstt... Hati-hati Kalau Meminta Saat Berdoa

Filled under: ,

Murtakibudz Dzunub - (27) Jangan anda meminta kepada Allah supaya dipindah dari suatu hal kepada yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakinya tentu telah memindahmu, tanpa merubah keadaanmu yang lama.

Dalam Suatu hikayat diceritakan: Ada seorang shalih yang bekerja dan beribadah, lalu ia berkata: "Andai aku bisa mendapatkan untuk tiap hari dua potong roti, niscaya aku tidak akan susah payah bekerja dan hanya fokus dalam beribadah."

Tiba-tiba ia menjadi tertuduh dan karenanya ia harus masuk penjara, dan tiap hari ia menerima dua potong roti karena ia harus hidup dipenjara.

Kemudian ia berfikir: Bagaimana bisa terjadi hal yang demikian? Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang pernah diucapkannya, dalam perasaannya: "Engkau hanya minta dua potong roti, dan tidak minta selamat maka Kami (Allah) memberi permintaanmu".

Setelah itu ia meminta ampun dan membaca istighfar, maka saat itu pula pintu penjara terbuka dan ia lepas dari penjara.


Sebab Allah menjadikan manusia dengan segala hajat kebutuhannya, sehingga tidak usah manusia hawatir, ragu atau jemu terhadap memberian Allah, meskipun berbentuk bala' pada lahirnya, sebab hakikatnya nikmat besar bagi siapa  saja yang mengetahui hakikatnya. karena tidak ada sesuatu yang tidak muncul (terjadi) dari rahmat karunia dan hikmah dari Allah.

(Kajian SyarahHikam)


Posted By Kang Santri2:20:00 PM

Tuesday, December 25, 2012

Rahasia Hati dan Alam Yang Tidak Bisa di Lihat (Hikmah)

Filled under: ,


Rahasia hati dan alam yang tidak bisa dilihat
(Hikmah Ibnu Atha'illah As-Syakandary)

Oleh: KH. M.Wafi MZ. Lc. Msi


ربما أطلعك علي غيب ملكوته وحجب عنك الإستشراف علي أسرارعبا ده
"Kadang kala Allah subhanahu wata'ala Memperlihatkan kepadamu bagian-bagian ghoib kerajaan-Nya,namun Dia menghalangimu untuk mengetahui rahasia-rahasia (hati) hamba-hamba-Nya."

A. Penjelasan
Yang dimaksud dengan kerajaan Allah adalah makhluk-makhluk-Nya yang berada diatas, di bawah dan sekitar kita tanpa terkecuali, saat kita memandang perkara-perkara itu, maka yang tampak oleh mata kita hanyalah bentuk luarnya saja. Sedangkan hal-hal yang terdapat dibalik luar itu tetap tersembunyi dari pandangan kedua mata kita, meskipun kita menggunakan kaca pembesar misalnya, atau teropong yang mampu mendekatkan jarak, atau pun sinar infra merah dan sinar-sinar lain yang bisa menerobos benda-benda padat, semua itu hanya memperlihatkan sedikit rahasia yang ada di balik bentuk luar sebuah perkara. 

Ini hanya membahas hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan dan kemampuan manusia biasa, serta kemungkinan-kemungkinan ilmiyah yang dapat diperkirakan. Mengenai penyingkapan robbani yang diberikan Allah kepada hamba-hamba yang terpilih sehingga di depan indra penglihatan atau mata batinnya terhampar rahasia-rahasia kerajaan-Nya serta pengetahuan-pengetaahuan tentang makhluk-makhluk langit dan bumi, maka hal ini adalah murni anugerah yang tidak terbatasi fikiran-fikiran manusia. 

Sering kali Allah subhanahu wata'ala memeberikan karunia dan kemuliaan ini kepada para nabi,rosul,aulia atau kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Salah satu contoh tersingkapnya rahasia-rahasia kerajaan Allah adalah apa yang bisa kita ketahui dari sabda Rasulallahu ‘alaihi wasalam.

إني أرى مالاترون أطت السماء وحق لها أن تئط ما فيها موضع أربع أصابع الا وملك واضع حبهته ساجدا لله تعالى. والله لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا وما تلذذتم بالنساء على الفرش . ولخرجتم إلي الصعدات تجأرون إلي الله تعالى (رواه الترمذي من حديث أبي ذر رضي الله عنه)
Artinya: "sesungguhnya aku bisa melihat apa yang tidak mampu kalian lihat, langit berteriak dan memang layak jika ia berteriak, tak ada tempat di dalamya yang sebesar bentangan empat jari kecuali disitu terdapat malaikat yang menundukkan dahinya bersujud keapada Allah subhanahu wata'ala. Demi Allah, seandainya kalian mengerti apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tersenyum dan lebih banyak menangis, kalian tidak mampu merasakan kenikmatan Wanita-wanita di atas ranjang dan kalian akan menaiki tempat-tempat yang tinggi untuk berdo'a sepenuh hati memohon pertolongan Allah subhanahu wata'ala." (HR. Tirmidzi,dari riwayat Abu Dzar RA) 

Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang menunjukkan contoh rahasia-rahasia kerajaan Allah yang lain adalah: 

إن الله زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها (رواه مسلم من حد يث ثوبان)
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menghimpun bumi untukku, maka aku mampu melihat bagian timur sekaligus bagian baratnya. Dan sesungguhnya umatku akan sampai kapada karajaan bumi seperti apa yang dihimpun Allah untuk ku." (HR. Muslim dan Ahmad dari riwayat Tsauban RA).


Terkadang juga Allah azza wajalla memperlihatkan misteri-misteri keajaiban dunia yang sangat rahasia kepada kekasih-Nya, Aulia ataupun hamba-hamba piliha-Nya. Ada sebuah kaidah umum yang disepakati semua ulama' tauhid bahwa setiap perkara luar biasa yang pernah menjadi mu'jizat bagi seorang nabi, mungkin saja terjadi sabagai karomah untuk seorang waliyullah.

B. Rahasia hati
Hal-hal yang bersifat material dan tampak dalam pandangan kasat mata akan berubah menjadi sesuatu yang tidak terlihat ketika dibatasi oleh jarak,ruang,waktu. Namun Allah subhanahu wata'ala mampu menyingkap semua itu dan memperlihatkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya, hanya saja ketika membahas perkara abstrak yang berada dalam diri seorang manusia, misalnya tabiat,kenginan,niat,fikiran dan perasaan-perasaan yang tersimpan dalam hati, maka kita harus bahwa hal-hal seperti ini merupakan sesuatu yang misterius. Tidak bisa ditembus dan dilihat oleh orang lain. 

Mungkin saja bagi Allah, Memberikan kemampuan kepada seorang manusia untuk memandang benda-benda di balik gunung atau melihat perkara yang berada pada jarak sangat jauh ataupun hal-hal yang terjadi di masa lampau. Contohnya adalah peristiwa yang dialami Umar bin Khothob R.A. ketika beliau sedang berkhotbah di madinah tiba-tiba berteriak memanggil-manggil pasukan perang yang beliau kirim ke Syam, "Hai para pasukan berlindunglah di balik bukit, dan berlindunglah di balik bukit". Dan masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita ketahui dari riwayat yang masyhur terpercaya. 

Berbicara mengenai isi hati, adalah sesuatu yang tidak mudah dan bahkan sangat sulit untuk menembus batas-batas yang menutupinya hingga bisa diketahui apa yang ada di dalamnya. Artinya, bukanlah termasuk sunnatullah untuk membuka dan dan memperlihatkan rahasia hati kepada orang lain layaknya sebuah fenomena yang nyata atau seperti suara yang menggelegar hingga mudah didengar.

Sebuah pepatah mengatakan, "Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu?" Jika kita merenungi mengapa isi hati tetap menjadi rahasia yang tersembunyi dari orang lain, maka kita akan menyadari bahwa ini adalah bentuk anugerah Allah Yang Sangat Agung. 

Andaikan apa yang ada didalam hati, menjadi suatu perkara yang jelas dan bisa diketahui setiap orang, pasti semua orang akan diliputi kebencian terhadap orang lain. Mengapa? Karena mereka akan melihat ‘aib, cela dan kekurangan yang tersembunyi dalam hati teman-temanya. Bentuk-bentuk kebaikan lahiriyah yang menjadi faktor pendorong timbulnya persaudaraan dan persahabatan akan terhapus oleh keburukan-keburukan hati yang tampak jelas dan akhirnya berganti rasa benci dan muak. Selanjutnya kita bisa membayangkan sendiri apa yang akan terjadi saat keadaan berubah menjadi seperti ini. 

C. Misteri sang pemilik rahasia 
Salah satu bentuk belas kasih Allah kepada manusia adalah menjadikannya tidak mengerti dan menyadari kesalahan dan kukurangan yang ada pada dirinya sendiri. Hal ini ternyata karena ia menganggap keburukan yang ia lakukan adalah sesuatu yang biasa saja, bahkan terkadang seorang manusia menjalani kehidupannya dengan penuh kejelekan dan kejahatan, namun ia merasa bahwa semua itu merupakan perkara-perkara yang normal dan manusiawi. Hal ini cocok dengan sebuah peribahasa, "kuman di seberang lautan akan tampak dengan jelas, namun Gajah di pelupuk Mata tidak terlihat oleh pandangan." 

Seandainya saja Allah subhanahu wata'ala menjadikan kita mengerti satu persatu kejelekan-kejelakan yang ada pada diri kita, mengetahui semua keburukan dan ‘aib yang tersimpan dalam diri kita sendiri, bosan dan menganggap hina tubuh ini, hidup kita akan senantiasa terpenuhi kesedihan dan kesusahan yang tiada berujung tak berakhir. 

Namun Allah Yang Maha Bijaksana selalu memberikan kemudahan dan kemurahan kepada hamba-hamba-Nya. Dia menutupi dan menghalangi kita untuk mengetahui sebagian besar ‘aib dan cela yang berada dalam diri kita sendiri. Allah subhanahu wata'ala menghilangkan kemampuan indera perasaan kita untuk meraba-raba semua keburukan diri dan hati agar kita menganggap bahwa Jiwa dan badan ini masih mempunyai nilai yang layak diperhitungkan, masih memilki kegunaan dan fungsi yang harus dijalanakan. 

Kenyataan seperti ini akan menyadarkan kita bahwa pastinya Allah subhanahu wata'ala tidak akan membiarkan kita untuk melihat dan mengerti kejelekan dan kekurangan orang lain tanpa terkecuali, karena jika hal ini terjadi akan menimbulkan bencana dan bahaya yang tidak mampu kita bayangkan.

D. Mengapa rahasia hati terbuka?
Kenyataan yang terjadi, sering kita melihat dan mengetahui keburukan serta kejahatan orang-orang fasik yang kerap kali meremehkan syari'at-syari'at Allah. Akibatnya masyarakat membicarakan dan menyebarluaskan kejelakan perangai dan sifat orang-orang tersebut. Apakah hal ini bertentangan dengan perkataan Ibnu Atho'illah bahwasanya Allah menghalangi kita untuk mengetahui rahasia-rahasia yang tersimpan dalam hati dan jiwa hamba-hamba-Nya?.

Sebenarnya Allah azza wajalla tidak pernah merobohkan batas-batas yang telah didirikan untuk menutupi rahasi-rahasia hati orang-orang seperti itu. Hanya saja, mereka sendirillah yang berusaha membuka pembatas hatinya dengan cara memperlihatkan keburukan mereka di mata khalayak ramai. Mereka melakukan kejahatan secara terang-terangan tanpa malu, bahkan mereka menganggap perbuatan buruk yang mereka jalankan adalah sesuatu yang harus dibanggakan , layak disebut sebagai kehormatan dan kemuliaan hingga mereka menyebarluaskan ‘aib dan cela mereka dengan penuh keberanian dan kecongkokan.


Seandainya mereka lebih memilih untuk menyembunyikan keburukan yang mereka miliki, merasa malu atas ‘aib yang ada pada dirinya serta hawatir dan takut akan tercemarnya nama baik mereka, pasti Allah subhanahu wata'ala akan menjaga kekurangan, dan ‘aib mereka tetap tersembunyi. Allah subhanahu wata'ala akan mendirikan batas-batas yang selalu menutupi rahasi-rahasia tersebut di dunia ini. Mungkin juga Allah azza wajalla akan mengabadikan batas-batas ini sampai di akhirat nanti sebagai bentuk anugerah dan karunia-Nya. 

E. Kesimpulan 
Makhluk-makhluk Allah yang berwujud materi akan menjadi samar dan tidak terlihat karena jarak yang jauh, terhalangi oleh benda-benda lain atau karena perbadaan waktu, artinya telah terjadi di masa lalu atau terjadi di waktu yang akan datang, akan tetapii jika Allah menghendaki, maka batas-batas materi seperti ini akan lenyap sehingga seseorang akan mampu memandang perkara-perkara material tersebut tanpa batas. 

Hanya saja Allah azza wajalla telah menetapkan batas-batas yang melindungi rahasia-rahasia hati agar tidak diketahui orang lain. Hal ini dimaksudkan agar di dalam masyarakat tetap terjaga semangat perdamaian dan kerukunan hidup, karena jika rahasia hati yang penuh dengan ‘aib dan cela bisa diketahui setiap orang, maka yang terjadi adalah tumbuhnya rasa benci dan muak sehingga timbullah keresahan dan perpecahan serta berbagai macam kekacauan. 

Sebagai seorang hamba yang mempunyai tuhan Yang Maha Esa, yang banyak menutupi ‘aib dan cela hamba-hamba-Nya, maka kita harus menutupi ‘aib dan cela diri sendiri, lebih-lebih ‘aib orang lain. Jika kita tahu bahwa kita mempunyai banyak keburukan, maka kewajiban kita adalah bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah subhanahu wata'ala. Menyebar luaskan Aib diri sendiri apa lagi aib orang lain hanya akan menimbulkan fitnah dan kekacauan masyarakat. (Sumber: http://www.ppalanwar.com)


Posted By Kang Santri8:57:00 AM

Monday, December 24, 2012

Khalwat Demi Seorang Akhwat

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Inilah sepenggal kisah Syamsuddin Muhammad (1320-1389), yang kemudian dikenal dengan nama Hafizh, sang Pujangga Tuhan, penyair-sufi terkemuka. Dikisahkan bahwa saat ia berusia 21 tahun, ia bekerja sebagai pembantu pembuat roti. 

Pada suatu hari, Hafizh disuruh mengantar roti ke sebuah rumah besar. Saat ia sedang berjalan di halaman rumah besar itu, ia bertatap-pandang dengan seorang gadis yang menakjubkannya yang tengah berdiri di teras rumah. Tatap mata sang gadis itu demikian menawan hatinya. Hafizh pun jatuh cinta kepada sang gadis itu, meskipun sang gadis tidak mempedulikannya. 

Gadis itu putri seorang bangsawan yang kaya raya, sementara ia sendiri hanya seorang pembantu pembuat roti yang miskin. Gadis itu sangat cantik, sementara Hafizh berpostur pendek dan secara fisik tidak menarik, keadaan itu tanpa harapan. 

Beberapa bulan berlalu, Hafizh pun menggubah beberapa puisi dan kidung-kidung cinta untuk merayakan kecantikan sang gadis pujaan dan kerinduan kepadanya. Orang-orang mendengarkan ia melagukan puisi-puisinya, dan ia mengulang-ulangnya. Puisi-puisi itu begitu menyentuh, sehingga ia menjadi terkenal di seantero Syiraz.

Hafizh selanjutnya menjadi demikian terpandang sebagai seorang pujangga, dan ia hanya memikirkan kekasihnya itu. Begitu berhasrat ia memenangkan hati sang gadis, ia pun menempuh berbagai upaya. Ia pun melakukan upaya disiplin ruhani yang berat, ia berkhalwat di makam seorang Waliyullah sepanjang malam selama 40 hari. 

Ia mengikuti sebuah saran, bahwa barangsiapa yang dapat menuntaskan langkah yang berat itu maka hasrat kalbunya akan dikabulkan. Setiap siang ia bekerja di toko roti, dan ketika malam tiba ia pun berkhalwat dan berdzikir sepanjang malam demi cintanya kepada sang gadis. Cintanya demikian kuat, membuatnya mampu menyelesaikan khalwat itu.

Pada fajar di hari ke-40, tiba-tiba muncullah sesosok malaikat di hadapan Hafizh, ia meminta Hafizh untuk mengucapakan apa yang menjadi keinginannya. Hafizh demikian terperangah, ia belum pernah melihat sesosok wujud yang demikian indah dan gemerlapan seperti sang malaikat itu. Dalam keterpukauannya Hafizh berfikir, “Jika utusan-Nya saja begitu indah, pastilah Tuhan jauh lebih indah!”

Sambil menatap cahaya malaikat Tuhan yang berkilauan, lupalah Hafizh menyangkut segala hal tentang sang gadis itu, sirnalah segala keinginanya. Dan, dari lisannya hanya keluar kata-kata: “Aku menginginkan Tuhan!”

Sang malaikat, yakni Jibril as. kemudian mengarahkan Hafizh kepada seorang guru ruhani yang hidup di Syiraz, yaitu Muhammad Aththar, sang pembuat parfum. Jibril as. memerintahkan Hafizh untuk melayani sang guru dengan segala cara, dan keinginanya itu akan terkabul. Hafizh bergegas menemui sang guru, dan mereka memulai bekerja bersama-sama, saat itu juga. Sang pujangga ini adalah seorang penuang Cahaya ke dalam sebuah sendok …


Sumber: Diambil dari biografi Hafizh, dalam buku “Hafizh: Aku Mendengar Tuhan Tertawa”, Daniel Ladinsky.


Posted By Kang Santri7:10:00 PM

Sunday, December 23, 2012

Syair Perindu 2

Filled under: ,


Murtakibudz Dzunub "...boleh kau menyebutku sebagai perayu 
yang gagal memikat hatimu"

Malam ini... adalah malam terbaikku mengingatmu
Aku berhasil menghabiskan beberapa cawan rindu 
meneguk senyummu

Sebenarnya aku ingin merindumu dengan sederhana
Tapi sayangnya aku tak bisa

Perlahan... aku memanipulasi rinduku
Berharap seperti ini juga rasa rinduku pada Tuhanku

Meski kadang sendu melanda kalbu
Namun aku tak ingin kerinduan ini berlalu

Aku ingin rasa rindu ini tetap ada 
Meski nanti  jarak tidak lagi memisahkan kita

Satu hal yang mesti kau rasa
Bahwa kerinduan ini sungguh istimewa

Berulangkali ku tanyakan alasan perihal atas kerinduan hati
Berulangkali pula tak penah ku dapati apa alasan sebenarnya 
dari prahara rasa ini

(23, Desember 2012)

Posted By Kang Santri2:53:00 PM

Saturday, December 22, 2012

Saya Murtad Selama 36 Tahun (Kisah Mualaf)

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Laksamana TNI (Purn) Sudomo Merasa Terlahir Kembali. Lebih tenang dan khusyuk. Itulah yang dirasakan Laksamana TNI (Purn) Sudomo di hari tuanya. Di usianya yang sudah senja, mantan Pangkopkamtib di era Soeharto justru menemukan hidupnya.

''Kalau orang lain berkata hidup dimulai umur 40 tahun, saya justru mulai umur 75 tahun,'' kata Sudomo saat ditemui di kediamannya yang sejuk di Pondok Indah, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan bila penggemar olahraga golf ini berkata demikian. Dia mengaku hampir sebagian besar usianya dilalui dengan gundah dan gelisah. Salah satu penyebabnya karena sosok yang menghabiskan sebagian besar umurnya - 53 tahun di pemerintahan dengan berbagai jabatan -sebagai umaro ini pernah murtad. Itu semua menjadi penyebab jauhnya ketenangan dari hidupnya.

''Terus terang saja dan bukan rahasia umum, saya dulu kan murtad,'' kata Sudomo sambil tertawa. ''Dan celakanya semua itu saya lakukan tanpa pikir panjang dan memberi tahu orang tua,'' lanjutnya. Wajahnya berubah serius.

Seiring waktu, Sudomo pun merindukan ketenangan hati dan kembali pada keyakinannya semula. ''Kasih sayang Allah pada hamba-Nya lebih luas daripada murka-Nya.'' Sudomo merasakan betul makna ayat itu. Waktu membawanya ke kota kelahirannya, Malang. Saat itu, bertepatan 22 Agustus 1997, ia melihat Masjid Al Huda di kompleks Kostrad Malang. Hatinya tersentuh. Diapun memutuskan untuk kembali.

''Itu peristiwa luar biasa. Nama masjid itu sendiri berarti petunjuk. Dan di situ saya mendapat petunjuk. Mungkin ini hikmah dari doa orang tua saya yang selalu berdoa agar saya kembali,'' kenang Sudomo yang tampak lebih gemuk. Ia baru saja keliling Eropa sebulan penuh.

Peristiwa itu laiknya sebuah kelahiran bagi dirinya dan anugerah yang luar biasa dari Yang di Atas. ''Saya sangat senang diberi kesempatan bertobat. Bayangkan kalau saya meninggal sebelum bertobat bisa-bisa masuk neraka saya,'' ujarnya.

Sebagai rasa syukur, tahun itu juga Sudomo menunaikan umrah pertamanya. Ibadah haji dia lakukan tahun berikutnya. Sampai sekarang sudah lima kali ia berumrah. Tahun ini Sudomo kembali menjadi tamu Allah bersama jutaan umat yang lain.

Ia mengaku punya pengalaman aneh saat menjadi tamu Allah. Peristiwa tersebut dialami saat menunaikan ibadah haji 1998 dan 2002. Ketika tawaf Sudomo ingin berada sedekat mungkin dekat Ka'bah. Ia pun berdoa dan membaca Asmaul Husna. Tiba-tiba ia merasa Ka'bah sangat dekat dengan dirinya.

''Barisan orang yang sedang tawaf seperti terbuka begitu saja sampai-sampai ustadz saya mengikuti dari belakang mendekati Ka'bah. Alhamdulillah,'' kata Sudomo mengenang kejadian enam tahun silam. ''Doa di sana memang sangat mustajab,'' lanjut Sudomo.

Setelah semua yang dilalui, Sudomo yang tetap rutin menyelam tiga bulan sekali, mengaku lebih tenang dan bahagia. Shalat lima waktu pun selalu tepat waktu dijalankan. Ia melakukan shalat Shubuh di Masjid Al Ihsan Kebayoran Baru tiap hari. Di situ ia berjumpa guru spiritualnya Mawardi Labai.

Tentang hobi menyelamnya itu Sudomo mengaku membawanya semakin dekat dengan Allah. ''Saat kita di bawah, bersama dengan ikan warna-warni dan gugusan karang serta sinar matahari yang menembus ke bawah, Allah terasa semakin dekat,'' katanya puitis.

Kini sebagian besar waktunya praktis digunakan untuk mempelajari dan mendalami agama, beribadah, beramal, serta sesekali berdakwah untuk kalangan terbatas. Sebuah yayasan, Husnul Khotimah ia bangun pada 1998 untuk mewadahi semua kegiatan. Sebuah desa kecil di Bogor, Cijayanti, menjadi ladang persemaian pertobatannya.

Dengan selera humor yang tak pernah kering, Sudomo mengatakan bahwa apa yang ia lakukan kini tak lebih dari sebuah penanaman modal akhirat atau PMA. Semua kegiatan itu, menurutnya memberikan kebahagiaan yang tidak dapat diukur dengan materi yang belum pernah didapat sebelumnya.

Terakhir, yang ingin dilakukan adalah menjadi ustadz. Saat ini apa yang dilakukan baru membawa dirinya seorang 'ulama' kependekan dari usia lanjut makin agresif. Dia mengatakan harus agresif dalam amal dan ibadah. lan ()
Sudomo: "Saya Murtad Selama 36 Tahun"

Rambutnya memutih semua. Kepala bulat dengan logat bicara yang kental Jawa, Laksamana Purnawirawan Sudomo bercerita tentang kehidupan spiritualnya.

Sudomo memang menarik. Terlahir sebagai muslim dari pasangan Martomiharjo dan Soleha, 20 September 1926, mantan Menteri Tenaga Kerja ini beberapa kali pindah agama untuk alasan menikah. Sosok yang seringkali ditafsirkan sebagai tokoh menyeramkan ini tiga kali menikah. Semua berakhir dengan perceraian.

Saat ditemui Hot Shots, bekas Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ini terlihat tenang. Berpeci hitam dengan senyum menghias di bibirnya. Dia mengaku bersyukur masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa kembali memeluk Islam pada 22 Agustus 1997. "Ada kebahagiaan tersendiri karena menekuni iman," kata kelahiran Malang, Jawa Timur ini.

"Saya murtad selama 36 tahun," kata Sudomo lagi. Dari tiga perkawinannnya, yang bisa dibilang ramai dibicarakan orang adalah pernikahan keduanya, yaitu dengan Sisca pada 20 September 1990 di Gereja Paulus di Jalan Taman Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Sudomo masuk Kristen untuk bisa menikahi wanita itu. Bahkan, tentang ini, ada akronim yang ditujukan kepadanya: SDSB yaitu Sisca Datang Sudomo Bertekuk lutut. (http://z8.invisionfree.com)

Posted By Kang Santri7:35:00 PM

Monday, December 17, 2012

10 Pesan Bumi Kepada Manusia

Murtakibudz Dzunub - Berkata Anas Bin Malik Radhiyallahu anhu;

"Sesungguhnya setiap hari bumi menyeru kepada manusia dengan sepuluh perkara.
1. Wahai anak Adam!
Berjalanlah di atas perutku, tetapi ingatlah!! Engkau akan dimasukkan ke dalamnya kelak.

2. Engkau melakukan maksiat di atas punggungku, tetapi ingatlah!! Engkau akan di adzab di dalam perutku.
3. Engkau tertawa di atas perutku, tetapi ingatlah! Engkau akan menangis di dalam perutku..

4. Engkau bergembira di atas punggungku, tetapi ingatlah!
Engkau akan menangis di dalam perutku.

5. Engkau gemar mengumpulkan harta di atas punggungku, tetapi ingatlah! Engkau akan menyesal di dalam perutku.

6. Engkau makan benda yang haram di atas punggungku, tetapi ingatlah! Engkau akan dimakan oleh ulat di dalam perutku.

7. Engkau angkuh di atasku, tetapi ingatlah! Engkau akan dihina di dalam perutku.

8. Engkau berlari dengan riang di atasku, tetapi ingatlah! Engkau akan jatuh di dalam perutku dalam keadaan duka cita.

9. Engkau hidup di dunia bermandikan cahaya matahari, bulan dan bintang di atasku, tetapi ingatlah! Engkau akan tinggal dalam kegelapan di dalam perutku.

10. Engkau hidup di atasku beramai-ramai, tetapi ingatlah! Engkau akan sendirian di dalam perutku."

Posted By Kang Santri9:25:00 PM

Wednesday, December 5, 2012

Ebook Cerita Untuk Anak Muslim (Free)

Filled under:


Download Ebook

Cerita Untuk Anak Muslim (Format file .DjVu)



Nb: Untuk download software .DjVu


Posted By Kang Santri9:52:00 AM

Monday, December 3, 2012

Bahagia dan Sedih Tak Ubahnya Karya Seni

Filled under: ,

Kebahagiaan dan kesedihan adalah sebuah seni dalam hidup, karena terlalu sayang jika kita lewatkan begitu saja tanpa menikmati (mensyukuri dan menyuguhkan sikap terbaik). Karena melalui itu lah proses pendewasaan diri (terlebih urusan iman) kita terbentuk. [Murtakibudz Dzunub]


Posted By Kang Santri7:44:00 PM

Sunday, December 2, 2012

Ebook Motivasi Cinta dan Kehidupan

Filled under:


Ebook motivasi cinta dan kehidupan






Posted By Kang Santri8:44:00 AM

Thursday, November 29, 2012

Nasehat Ulama Salaf (Tentang Diam Sirri)

Filled under: , ,

Murtakibudz Dzunub - Apakah yang dimaksud dengan diam sirri?. Ketika Abu Bakr al-Farisy ditanya tentang diam sirri, beliau menjawabnya, 

“Diam sirri adalah menjauhkan diri dari kepedihan terhadap masa  lampau dan masa depan.” 

Dikatakannya pula, 
“Apabila seorang hamba berbicara hanya mengenai sesuatu yang menyangkut kepentingannya,  dan keharusan bicaranya, maka ia termasuk diam.”

Ibnus Samma' menuturkan, bahwa Syah al-Kirmany dan Yahya bin Mu’adz berteman, dan mereka tinggal di kota yang sama, tetap Syah tidak menghadiri majelisnya. Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab, 

“Sudah sepatutnya begini.” 

Orang orang pun  lantas mendesaknya terus hingga suatu hari al-Kirmany datang ke majelis Yahya dan duduk di pojok di mana Yahya tidak akan  dapat melihatnya. Yahya pun mulai berbicara, namun secara tiba-tiba ia diam. Kemudian Yahya mengumumkan, 

"Ada seseorang yang dapat berbicara lebih baik dariku,” 

dan ia tidak mampu melanjutkan perkataannya itu. Maka al-Kirmany berkata, 

“Sudah kukatakan kepada Anda semua bahwa, adalah lebih baik jika aku tidak datang ke majelis ini.”

Terkadang seorang pembicara memaksakan diri untuk diam karena keadaan tertentu yang ada pada salah seorang yang hadir. Barangkali seseorang yang hadir tidak layak mendengar pembicaraan terkait, hingga Allah swt. mencegah lidah si pembicara demi ketentraman dan perlindungan dari mendengar pembicaraan itu.

Mu’adz bin Jabal r.a. berkata, 

“Kurangilah berbicara berlebihan dengan sesama manusia dan perbanyaklah berbicara dengan Tuhanmu, mudah-mudahan hatimu akan (dapat) melihat Nya.”

Dzun Nuun al-Mishry ditanya, 

“Di antara manusia, siapakah pelindung terbaik bagi hatinya?” 

Dzun Nuun menjawab, “Yaitu orang yang paling mampu menguasai lidahnya. “

Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak ada sesuatu pun yang patut diikat berlama lama lebih dari lidah.”

Ali bin Bukkar mencatat, “Allah menjadikan dua pintu bagi segala sesuatu, tetapi Dia menjadikan empat pintu bagi lidah, yaitu dua bibir dan dua baris gigi.”

Konon Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. biasa mengulum sebutir batu selama beberapa tahun dengan tujuan agar lebih sedikit berbicara.

Abu Hamzah al-Baghdady adalah seorang pembicara ulung. Pada suatu ketika sebuah suara menyeru kepadanya, 

“Engkau berbicara, dan bicaramu sangat bagus. Sekarang tinggallah bagimu untuk berdiam, sehingga engkau menjadi bagus!” 

Akhirnya ia tidak pernah lagi berbicara sampal wafat menjemputnya.

Para syeikh yang ahli mengenal tharikat menjelaskan, “Terkadang alasan diamnya seseorang adalah karena ada jin yang hadir, yang bukan kompetennya. Karena majelis Para Sufi tidak pernah sepi dari kehadiran sekelompok jin.”

Syeikh Abu Ali ad Daqqaq menuturkan, “Suatu ketika aku jatuh sakit di Marw, dan ingin kembali ke Naisabur. Aku bermimpi bahwa sebuah suara menyeru kepadaku, ‘Engkau tidak dapat meninggalkan kota ini. Ada sekelompok jin yang menghadiri majelis majelismu dan mereka memperoleh manfaat dari ceramah ceramah yang engkau berikan. Demi mereka, tinggallah di tempatmu’!”

Salah seorang ahli hikmah berkata, “Manusia diciptakan hanya dengan satu lidah, namun dianugerahi dua mata dan dua telinga, agar ia mendengar dan mau melihat lebih banyak dari berbicara.”

Ibrahim bin Adham diundang ke sebuah pesta. Ketika ia duduk, orang-orang mulai bergunjing dan memfitnah satu sama lain. Ia lalu berkata, “Kebiasaan kami adalah makan daging sesudah makan roti. Anda ini malah makan daging lebih dahulu. ” Ucapannya ini merujuk kepada firman Allah swt.: “Maukah salah seorang di antaramu memakan daging saudaranya yang mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepada perbuatan itu.” (Q.s. Al Hujurat: 12).

(Dari berbagai sumber)



Posted By Kang Santri9:20:00 PM

Monday, November 19, 2012

Syair Duka Untuk Korban Gaza

Filled under: ,

Murtakibudz Dzunub - Sungguh merinding saya mendengar syair dari pemuda Gaza ini. Sahabat bisa langsung men-downloadnya... 
 

Berikut adalah terjemah dari syair diatas ["semoga Allah senantiasa memberi kekuatan dan kesabaran Untuk bangsa Palestina hususnya warga Gaza dari fitnah keji dan kekejaman bangsa Israel. Amiin"]:

Wahai alam,
Demi Allah, ini tidak boleh terjadi.
Mereka membunuh kami.
Mereka menganggap kami teroris.
Padahal mana di antara kami yang teroris?
Demi Allah, ini kezaliman, wahai alam.
Demi Allah, ini kezaliman.

[Muh. Anis] 

(dikutip dari milis Kajian Islam)



Posted By Kang Santri7:28:00 PM

Thursday, November 15, 2012

Dalam Bingkai Kenangan Itu [Ada Kamu]

Filled under:

[Ku bersihkan...

Dan ku tatap kembali bingkai kecil itu
Nanar mata hati ini tidak dusta
Dengan apa yang di lihat dan baca]

Mengenangmu saat bahagia
Mengenangmu saat berduka
Mengenangmu saat bermanja
Mengenangmu saat kau sudah tidak lagi suka

Tercecar robekan kertas
Guna menyusun kata tiada batas
Meski kini yang kusapa hanya sebuah kanvas
Namun itu sudah cukup sebagai penawar rindu miskin terbalas

Kau adalah lukisan yang pernah ku buat menangis
Kau juga lukisan yang pernah ku sembuhkan luka saat menangis
Ada guritan kecil yang berhasil kau pahat saat aku mulai melukis
Hingga terkadang aku berharap saat kau baca susunan kataku ada air mata harumu dalam tangis

by. saujana



Posted By Kang Santri7:11:00 PM

Wednesday, November 14, 2012

Mutiara Kata Ali bin Abi Thalib (Tentang Masa Depan)

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan.

Keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tidak berbekas dalam perbuatan.

Ada yang punya ilmu tapi tidak paham, ada yang paham ilmu tapi tidak mengamalkannya.

Ada yang pintar tapi tukang membodohi umat, ada yang bodoh malah sok pintar.

Ada yang beragama tapi tidak berakhlaq, ada yang berakhlaq tapi tidak bertuhan.

Ada orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman.

Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan, ada juga penzina yang tampil sebagai figur panutan.

Ada yang berlisan fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyu` namun sibuk dalam kesendirian.

Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombong iblis, ada ahli maksiat tapi rendah hati bagaikan. sufi

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, ada yang banyak menangis karena kufur nikmat.

Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.





[dari berbagai sumber]




Posted By Kang Santri12:46:00 PM

Monday, November 12, 2012

Kisah Lucu Ikhwan dan Akhwat

Filled under:

[Mari senyum sejenak ^_^]

Ta'aruf Unik

Seorang ikhwan yang kuliah di semester akhir berazzam untuk menyempurnakan separuh dien-nya. Sebagaimana biasa, beliau pun menghubungi ustadnya dan memulai proses dari awal sampai akhirnya tiba saatnya untuk taaruf, yaitu dipertemukan dengan calonnya. Tibalah hari dan jam yang telah ditentukan, dengan semangat seorang aktivis, beliau datang tepat waktu di sebuah tempat yang telah di janjikan ustad. Taaruf pun dimulai, sang akhi duduk disebelah murobby, sementara agak jauh di depannya sang akhwat di temani murobbiyahnya dengan posisi duduk menyamping menjauhi sudut pandangan si ikhwan. Setelah sekian lama berlalu tak ada pembicaraan, sang murobby berbisik pelan pada mad'unya yang malu-malu ini, "Gimana akhi, sudah lihat akhwatnya belum, sudah mantap apa belum ?"


"Sudah Ustad, saya mantap sekali ustad, akhwatnya yang sebelah kiri itu khan?"

Murobbynya kaget, wajahnya berubah agak kemerahan. " Eh..gimana antum ! yang itu istri saya !" [ada-ada aja tuh si ikhwan :D]

Belum Menikah

Memang susah jadi ikhwan bujangan, pasti banyak sindiran dan provokasi yang datang setiap saat untuk segera menyempurnakan separuh dien ini. Apalagi jika ia juga berprofesi sebagai seorang murobbi, maka setiap pertemuan mingguan pasti ada sindiran-sindiran kecil dari para mad'unya yang rata-rata juga belum menikah. Sebenarnya sang murobbi ini nggak enak dan takut juga kalau status bujangannya ini menghalangi anak buahnya untuk segera menikah.

Akhirnya pada suatu kesempatan mingguan, setelah sekian lama para mad'unya menanyakan masalah yang satu itu, sang murobbipun berpesan singkat di hadapan para ikwah di hadapannya,

" Ikhwan sekalian, untuk masalah pernikahan.. jangan jadikan status ana sebagai penghalang kalian menikah, cukup jadikan saja saya sebagai contoh atau tauladan..! "

Para ikhwan yang mendengar pun terbengong-bengong keheranan. [mungkin dalam hati mereka pada bilang, "idiiihh.. sok kepedean amat sich hihihii...]

Kriteria Milih Calon Isteri ( 1 )

Seorang Akhi muda yang baru lulus S-2 di luar negeri ditanya oleh ustadnya mengenai kriteria akhwat yang diinginkannya. Maka dengan segala idealisme sebagai seorang Ikhwan, mulailah ia mencari-cari kriteria dan menuliskan hampir lebih dari sepuluh kriteria, kemudian menyerahkan pada ustadnya tersebut.
Kriterianya sangat bermacam-macam dan agak mengada-ada. Dari yang pertama dia harus seorang akhwat, cantik, pendidikan tinggi, Suku Sunda, berkacamata, lulus dengan cumlaude, hafal sekian juz. dan demikian seterusnya. Setelah diproses oleh sang ustad, akhirnya ia diberitahu bahwa tidak ada akhwat yang bisa sesuai dengan 10 syarat tesebut. Kemudian sang Ikhwan mengurangi kriterianya menjadi 9, setelah diproses sekian minggu ternyata hasilnya nihil. Kemudian sang ikhwan mengurangi satu lagi dari kriterianya menjadi delapan.
Dan setelah ditunggu sekian lama hasilnya tetap nihil karena terlau ideal kata ustadnya. Dan demikian seterusnya setiap kali gagal sang ikhwan mengurangi satu kriteria. Sampai setelah lewat lebih dari dua tahun sang Ikhwan akhirnya menemukan pasangan hidupnya.Tapi itupun setelah kriterianya tinggal satu! [ya iyalah tinggal satu -akhwat- nah loh... kena batunya juga kan ;)) ]

Kriteria Milih Calon Isteri ( 2 )

Seorang Akhi ditanya sang Murobby tentang kriteria seorang akhwat yang diinginkannya. Setelah beberapa saat berpikir, sang Akhi menjawab dengan malu-malu,

"Yang pertama Ustad, dia harus seorang yang cukup cantik."

"Astaghfirullah Akhi, bukannya Rasulullah menyuruh kita untuk mengutamakan agamanya dulu ? "

"Yang itu sih bukan masalah ustad ? "

"Bukan masalah bagaimana akhi, ada hadist nya lho .."

"Khan yang namanya akhwat pasti berjilbab gede, berarti semuanya kita anggap sudah punya pemahaman agama yang cukup baik, sekarang tinggal kriteria selanjutnya yaitu yang cantik "

" Antum bisa aja cari alasan !" [mungkin tidak bisa dipungkiri, kalau kecantikan itu sebenarnya nomor satu buat kebanyakan ikhwan ya.... :D ]

Kriteria Milih Calon Isteri ( 3 )

Lagi-lagi seorang Ikhwah diinterogarsi oleh murobbinya tentang calon akhwat yang diinginkannya. Ikhwan yang satu ini tampaknya sudah kena blacklist sama murobbinya karena selalu menolak memberi kriteria ketika ditanya.

" Akhi, ini yang terakhir kalinya, kira-kira seperti apa akhwat yang antum inginkan menjadi pendamping antum dalam berdakwah"

"Sudah deh ustad, ane nggak banyak minta, yang asal-asalan aja "

Sang Murobbi pun bengong dibuatnya, "Asal-asalan bagaimana maksud antum ? Antum kan punya hak untuk mengajukan kriteria."

"Maksud ane, asal sholihah, asal cantik, asal kaya, asal hafal Qur'an, asal pintar, dan asal-asalan yang lainnya ."

"Pantes saja antum nggak nikah-nikah !" [ziahahaha...parahhh :D]

Poligami

Seorang Akhi baru saja melangsungkan pernikahan dakwahnya dengan seorang akhwat yang sama-sama berjiwa aktivis pula. Minggu-minggu awal pun dilalui dengan penuh ceria, Qiyamul-lail berjamaah, baca Al-Ma'tsurat sama-sama, tabligh akbar bersama bahkan sampai demo dan longmarch pun dilakukan sama-sama. Suatu ketika setelah pulang dari suatu acara seminar bertemakan Poligami, pasangan ini terlibat dalam pembicaraan serius,

"Bagaimana Mi, pendapat Ummi tentang poligami secara umum "

"Abi, secara umum poligami tidak ada nilai buruknya sebagaimana yang digemborkan banyak orang, bahkan itu merupakan solusi satu-satunya lho."

"solusi bagaimana maksud Ummi ?"

"Maksudnya, coba deh abi lihat, berapa perbandingan jumlah ikhwan dan akhwat, di Jakarta aja lebih dari 1 : 7, kalau semuanya dapat satu-satu, maka bagaimana nasib yang tiga lainnya? "

"Kalo Ummi sudah paham, bagaimana kalo kita yang memulai ?"

"Maksud Abi bagaimana ? "

"Abi mau poligami, tapi yang cariin calonnya ummi saja ya."

"Apaa..! abi mau poligami ? "

"Ya dong, khan Ummi sendiri yang bilang tadi, ingat ini juga sunnah Nabi Muhammad SAW lho.."

"Wah ! kalo begitu abi salah menafsirkan Siroh Nabawiyah, khan Rasul berpoligami setelah istri pertamanya Kahdijah ra, meninggal.

Nah! Jadi abi boleh menikah poligami sampai empat pun boleh, asal setelah Ummi, istri pertama Abi ini, meninggal, OK ?"

"Ini pasti Murobbiyah ya yang ngajari..?"

Sang istri tersenyum manja penuh kemenangan [ahaha.. sang suami kena skak matt... -makanya kalau cari isteri jangan yg terlalu cerdas hihihi...]

Fatwa Menikah

Suatu sore di akhir Ramadhan, beberapa orang ikhwah tampak sedang bercengkrama di teras masjid Baitul Hikmah, Cilandak sambil menunggu waktu berbuka puasa. Mereka semua adalah para peserta I'tikaf Ramadhan yang datang dari tempat yang berbeda-beda. Dan mereka kini terlibat pembicaraan serius tentang kegiatan dakwah di kampusnya masing-masing. Beberapa saat kemudian datang seorang Ikhwah dengan tergesa-gesa, membawa suatu kabar.

" Assalamualaikum wr wb, Ikhwan semua, antum sudah dengar belum ada fatwa terbaru dari Dewan Syariah, baru keluar pagi tadi lho !"

Dengan serempak mereka menjawab,

" Waalaikum salam, fatwa terbaru tentang apa akhi ? "

" Tentang Menikah !"

" Menikah ? apa saja isi fatwa tersebut ? "

" Isinya cuma satu pasal tapi penting, bahwa mulai sekarang seorang Ikhwan tidak boleh menikah dengan akhwat satu kampus."

Semua ikhwah yang mendengar terkejut, dan saling memberi komentar satu sama yang
lain.

"Apa alasannya akhi, khan tidak melanggar syar'i ?"

"Kok bisa begitu, lalu bagaimana sama yang sudah berproses, langsung dibatalkan ya .."

"Ane kira ini untuk kepentingan perluasan dakwah juga .."

"Kalau ane sih milih sami'na wa atho'na saja.."

Setelah beberapa saat terjadi tukar pendapat satu sama lain, akhirnya sang Akhi yang datang bawa kabar tersebut dengan mimik serius menjelaskan,

"Tenang Akhi.., fatwa tersebut memang harus di dukung dan ada dalilnya kok, bukankah Syariah Islam membatasi seorang Ikhwan untuk menikah hanya sampai dengan empat orang akhwat, maka bagaimana mungkin seorang ikhwah mau menikah dengan 'akhwat satu kampus' yang jumlahnya ratusan ..!"

Strategi Dakwah

Jalanan kota Jakarta siang itu, seperti biasa, macet. Bus P 4 jurusan BlokM - Pulau Gadung penuh dengan penumpang.Bus itu penuh penumpang, sebagian diantaranya berdiri menggantung lengan. Bus merambat pelan seolah masih menyimpan banyak fasilitas tempat duduk yang kosong. Satu demi satu artis jalanan mulai unjuk gigi. Menghias panas terik mentari dengan lagu-lagu bertemakan sosial dan kemasyarakatan. Kadang di hiasai sindiran ala politikus, tapi kadang dinodai oleh lirik-lirik sendu yang kurang pantas dilantunkan.

Ada yang aneh terlihat. Seorang bapak-seperti dari Madura- setengah baya memakai batik, peci, dan sarung - khas pendatang baru- duduk di tepi jendela dengan tenang. Tetapi yang membuat semua penumpang terheran, bapak itu asyik menjulurkan tangannya ke luar jendela. Bukan sekali dua kali, tapi malah terus-terusan tanpa beban. Sementara penumpang lain mulai berteriak memberi peringatan.

"Pak, Hati-hati.. tangan bapak dimasukkan bisa patah kena mobil nanti ." seru seorang ibu yang duduk di sebelahnya.

"Pak, kemarin ada peristiwa seperti itu. Tangan seorang kakek lepas saat terjulur keluar dan tersangkut pohon di tepi jalan..hi..ngeri. " seorang lainnya ikut menakut-nakuti.

Pak Kondektur pun tak tinggal diam. Tampaknya kesabarannya sudah menipis, aksen batak pun menambah ketegangan.

"Bah, ini orang tak tahu di untung, kalo tak lepas itu tangan, matilah kau."

Tapi sang Bapak tak bergeming sedikitpun. Tangannya masih asyik terjulur dan mengayun-ayun di luar jendela. Sorot matanya yang lugu pun terkesan percaya diri. Seolah ia tahu apa yang dilakukan dan apa akibatnya. Sebenarnya apa yang ada di benak Bapak tersebut ?

Seorang ikhwan yang bergelantung agak jauh dari bapak tersebut segera bereaksi. Setelah mengamati gerak-gerik, sorot mata, dan mimik wajah tersebut, sang akhi ikut memperingatkan sang Bapak. Tapi peringatan ini lain dari seruan-seruan sebelumnya.

Dengan santun sang akhi berteriak ,

"Maaf Pak, kalau tangan bapak nggak di masukkan, nanti sayang lho kalo kena pohon, bisa hancur dan rusak pohonnya. Apalagi kalo kena tiang listrik, wah nanti tiangnya patah seluruh kota bisa padam listriknya Pak. Jadi saya usul dimasukkin saja pak tangannya, biar nggak terjadi kerusakan nantinya.... "

Mendengar usulan sang akhi tersebut, sang Bapak tampak tersenyum. Ia paham betul dengan peringatan tersebut. Nampaknya ia sepakat dengan sang akhi. Ia tidak ingin pohon-pohon dan tiang itu rusak karena ulah tangannya. Makanya dengan cepat ia tarik tangannya ke dalam bus kembali. Selesai persolan semua penumpang menjadi lega. Sebagian lain tersenyum sambil berbisik-bisik menduga-duga.

"Oooo..ternyata Bapak ini dari tadi percaya diri karena yakin dengan kesaktian tangannya tooo.. Alah-alaaaaaaaah. , untung tadi nggak jadi nabrak pohon"

Dalam berdakwah, kita juga harus tahu bahasa yang terbaik bagi setiap orang berbeda, sesuai dengan latar belakang objek dakwah masing-masing. Bukan sekedar bahasa dakwah, tapi bahasa dakwah yang terbaik. Akh kita tadi, telah memberi contoh yang sedemikian nyata. Bisakah anda bayangkan jika tangan sakti sang Bapak terbentur sebuah pohon besar ?

Masih mau Sekolah

Seorang ikhwan yang baru saja menyelesaikan studi S1 nya menghubungi sang Murobby. Apalagi kalau bukan untuk meminta sang ustad mencarikan jodoh terbaik baginya. Tentu saja sang akhi ini tidak sekedar ingin menikah, tapi juga siap menikah. Lho, apa bedanya ?.

Ingin menikah bagi seorang akhi cenderung bersifat objektif. Artinya ia menginginkan atau menuntut seorang akhwat -yang akan menjadi istrinya nanti - untuk tampil dengan performance dan sifat yang terbaik, menurutnya. Bisa jadi ia ingin seorang akhwat yang harus cantik, tinggi, pintar masak, cerdas, penyabar dan lain sebagainya. Atau bisa jadi ia menginginkan yang lebih spesifik misalnya seorang dokter, dosen, hafidzah, atau mungkin yang berasal dari suku tertentu. Lebih parah lagi jika 'ingin menikah' di sini berarti : ingin menikahi ukhti A, B atau C. Yang jenis ini bukan berarti tidak boleh. Hanya saja, kurang elegan.

Lalu bagaimana dengan siap menikah? Siap menikah bagi seorang akhi berarti kesiapan dari sisi subjektif dirinya. Artinya, ia akan mengukur kemampuan dirinya untuk memimpin rumahtangga, tanpa banyak terpengaruh faktor siapa yang akan mendampinginya. Dengan bahasa lain, dia punya kesimpulan : " yang penting ana harus siap dan baik dulu, siapapun istri ana dan bagaimanapun dia, toh ana juga yang harus membimbingnya ". Yang jenis ini lebih elegan. Artinya siap mental dalam menikah.

Nah kembali ke cerita sang akhi yang selain ingin, juga siap untuk menikah. Sang murobby yang dikonfirmasi pun menyambut permintaan ini dengan semangat. Betapa tidak? bukankah menjodohkan adalah sebuah amalan mulia. Apalagi yang dijodohkan adalah ikhwan dan akhwat yang masing-masing mempunyai misi dan visi untuk dakwah?

Maka dimulailah proyek perjodohan yang indah dan terjaga oleh sang Murobby. Dari mulai tukar biodata sampai ta'aruf belum terlihat ada masalah. Namun ketika sang murobby mengkonfirmasi kesediaan sang akhwat, ternyata sang akhwat menolak. Entah sang akhwat punya alasan apa, yang jelas ia hanya bisa beralasan pada sang murrobby :" Afwan ustad, saya masih mau melanjutkan sekolah dulu.."

Terpukul hati sang akhi mendengar jawaban sang akhwat. Pikirnya dalam hati, mengapa kalau masih mau sekolah ia bersedia memberikan biodatanya dan bahkan sampai proses taaruf ?

Sang murrobby pun merasakan hal yang sama. Ada apa gerangan di balik penolakan ini ?.

Sang Akhi beritikad baik untuk tetap menikah. Sang murrobby pun kembali dengan senang hati membantu sang akhi. Dilalui proses dari awal sebagaimana yang pertama tadi. Namun sayang seribu sayang. Kasus penolakan yang pertama kembali terulang. Masih dengan alasan yang sama : sang akhwat masih mau melanjutkan sekolah.

Pusing kembali melanda sang akhi kita ini. Dicobanya sekian kali untuk berinstropeksi: Adakah yang salah dalam biodatanya ? Atau ada kesalahan kah saat taaruf kemarin ? Ah , rasa-rasanya semuanya begitu lancar, tak ada masalah.

Atau masalah penampilan fisik?. Ah, benarkah itu masih menjadi kriteria yang prinsip di jaman ini? . Sang akhi bingung, ia benar-benar belum menemukan jawaban yang tepat atas kasus penolakan dirinya.

Sang murroby tampaknya ikut merasa bertanggung jawab dengan penolakan tersebut. Mungkin karena merasa kasihan dengan dua kali penolakan tersebut, sang murrobby pun berinisiatif untuk ambil langkah yang lain. Kebetulan ia mempunyai adik perempuan yang juga seorang akhwat. Maka setelah mengadakan briefing yang intensif terhadap sang adik, dimulailah proses perjodohan keduanya. Biodata adik sang murroby pun berpindah ke tangan sang akhi ini. Dengan seksama di baca semua point di dalamnya. Tidak lupa dua lembar foto ukuran post card juga diperhatikan agak lama.

Sang Murobby yang juga kakak sang akhwat terburu-buru untuk menanyakan kesediaan sang akhi untuk meneruskan proses.

"Gimana akhi, antum bersedia melanjutkan proses ini kan? "

Sang akhi bingung bukan kepalang. Ada perasaan kurang sreg dalam dadanya. Lebih-lebih saat melihat dua lembar foto sang akhwat. Diulang-ulang kembali, sama saja. Ada rasa kurang berkenan yang muncul terus menerus dan mengganggu.

"Gimana Akhi, sudah siap untuk meneruskan prosesnya ? "

Pertanyaan sang murobby menambah kegalauannya. Keringat dingin mulai menetes dari dahinya. Ia menunduk agak lama.

Sang akhi merenung sejenak, berinstropeksi. Sejurus kemudian ia mulai mengangkat kepala. Tersenyum. Baru sekarang ia tahu alasan mengapa dua akhwat yang terdahulu menolak dirinya: kriteria fisik !! Kriteria fisik , kedengarannya memang lucu. Tapi ternyata ia selalu menjadi begitu kontemporer. Selalu saja ada di mana saja dan kapan saja.

"Gimana akhi, bisa di jawab sekarang?? "

Dengan sedikit berdehem, sang akhi menjawab,

"Afwan Ustad, setelah saya pikir-pikir, nampaknya saya " masih mau melanjutkan sekolah " saja ustad ... "

Lemes tubuh sang murrobby. Namun ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati ia berkata : Dasar aktifis jaman kini, masih teguh mempertahankan kriteria fisik!!!. Andakah salah satunya? [Sumber: http://84ilham.multiply.com/]


Posted By Kang Santri2:34:00 PM