Sunday, March 4, 2012

Jiwa-Jiwa Yang Kalut

Filled under:


Ketika jiwamu kalut
Kebahagiaan  tak bisa dirasa
Kesedihan  tak bisa dilukis
Keresahan  tak terungkap
Kegalauan tak terfikir

Kegundahan  tak terukir
Ketakutan  tak ber-ngeri
Kesenduan tak terjamah
Lantas.. apa yang sedang terjadi ketika kekosongan 
sudah tak butuh lagi dengan ruang?

Bila pahit dan getir sedang terasa
Meski  tak menetes bau amis darah bisa tercium
Hingga ratusan bunga bangkai dirasa menjadi permaisuri

Kita lihat kumel dan pucatnya batu itu, yang selalu berdoa semoga bisa menjadi emas
Dan bukit yang sedang cemburu dengan dataran bumi
Juga laut yang menatap iri dengan luas sabana

Semuanya hanyalah muntahan dari ketololan sebuah ambisi
Sampai-sampai bintang tsuroyya pun ingin di beli

Coba lihat manusia itu…
Emosi tertahan
Hingga nafsu pun bungkam
Dan berhasil dijinakkan

“apa yang harus dilakukan…?”
Sementara hati kian lama menyanyikan riuh tangis yang tak pernah terdengar

Benang yang kusut mungkin masih bisa di urai
Tapi, ketika hati yang kalut siapa yang bisa melerai…?

Posted By Kang Santri3:37:00 PM

Mengetuk Nurani (Keadilan untuk nenek pencuri singkong)

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Seorang nenek mencuri singkong karena kelaparan, hakim pun menangis saat menjatuhkan vonis.

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk termenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yg dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar, namun manajer PT A**** K**** (BAK** grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.

Hakim Marzuki menghela nafas, dia memutus diluar tuntutan jaksa PU, 

"maafkan saya". katanya sambil memandang nenek itu, 

"saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU".


Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang 1jt rupiah ke topi toganya serta berkata kepad hadirin.


"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepad tiap orang yg hadir diruang sidang ini sebesar 50rb rupiah, sebab menetap dikota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya, saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kpd terdakwa". 


Sampai palu diketuk dan hakim marzuki meninggaikan ruang sidang, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang 3,5jt rupiah, termasuk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer PT . A**** K**** yg tersipu malu krn telah menuntutnya.


Sungguh sayang kisahnya luput dari pers. Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media tuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum lain utk bekerja menggunakan hati nurani dan mencontoh hakim Marzuki. 


Catatan: Pertama kali saya membaca kisah ini memang sangat tersentuh, tapi apa mahu dikata ternyata kisah ini hanya rekayasa belaka. Seperti yang saya baca diartikel sebelah

http://genenetto.blogspot.com/2012/02/cerita-rekayasa-tentang-hakim-dan.html

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10150575281881598&id=321218826597

http://finance.groups.yahoo.com/group/TheProfec/message/54674

Terlepas dari semua itu, entah apapun motivnya paling tidak kisah ini bisa menjadi sebuah pembelajaran untuk bangsa ini.

Bagi sahabat yang mempunyai pandangan sendiri menanggapi kisah ini, dipersilahkan untuk berbagi disini. Wallahu'alam

Posted By Kang Santri10:32:00 AM

When Death Pick Me Up Later

Filled under:

Friends.... When the death pick me up later, I hope there is a reflection of the good deeds that are willing to accompany.

When death grabbed me later, I want to lean on the color of the curtains that covered by twilight silk  from sincere mind with faith in  the heart as a provision that would bring me later.

When the angel of death visited  my body in bed , I look forward of  your guidance to lead me with a beautiful  tayyibah lafadz.

Friend, when predestined hour of death come to me, though no time, actually there's something that I want to convey to you. Will soon be gone all earthly delights, a few more seconds you do not find a smile, joke, even the tears on your dirty's face.

Wishing the bond we've create with  the foundation of love and hate just because of God, can bring us in Paradise later. Do not grieve over this tempest, remove your tears. I'll wait for, surely one day you'll catch me.

Take a kindness from these ties so that I could still get its benefits, and I hope you didn’t tell the people the sin I have done in my life.

I look forward to get intercede from you, when my guardian angels of hell shatter and burn my slight skin, so I can feel the scent Paradise with you.

When my body on the stretcher in the coffin were wrapped in fragrants  and jasmine, pray for me.

Hopefully after you bury it , with the grace and pity, I can answer the questions of the angels. To get roomy grave, so I've had no narrowing of the grave that would crush the bones of the rib cage.

My greeting well being for you, you still have time to improve yourselves and do such  good deeds.

Now, my time is running out, I'll miss when we dissolve into tears of remembering.
Friend, I'm waiting ....  Wa'alikumussalam WarohmatullahiWabarokatuh.


Translite By. Leea Aneelia



Posted By Kang Santri9:50:00 AM