Thursday, May 3, 2012

Orang-Orang Miskin

Filled under: ,

Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
 
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.

Bila kamu remehkan mereka,
di jalan  kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.

Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
 
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
 
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.
 
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim

WS. RENDRA - Yogya, 4 Pebruari 1978



Posted By Kang Santri8:04:00 PM

Akhwat Misterius

Murtakibudz Dzunub - Aku tidak menyangka kalau akhwat itu akan terus membayangi pikiranku, apakah ini termasuk yang dulu pernah disabdakan Rasulullah kepada Ali Bin Abi Thalib: "Wahai Ali, janganlah kamu mengiringi pandangan dengan pandangan, karena yang pertama diperbolehkan bagimu, dan yang kedua menjadi dosa bagimu", karena wajah akhwat itu terasa terus tersenyum memandangku...? Astaghfirullah.....

"siapakah sebenarnya dia, meski hanya sekilas seraut wajah itu begitu menyejukkan ku, senyum itu begitu menentramkan ku, prahara suaranya yang ayu sudah melenakanku..." Ighfir Ya Robbi... kalau ini termasuk bagian dari dosa.

Hingga pada suatu hari, secara tidak sengaja ada ikhwan yang memperkenalkan ku dengan akhwat itu. Tanpa banyak cakap setelah menyebutkan nama akhwat itu melangkah pergi dengan seutas senyum yang sudah berhasil membiusku dari beberapa hari yang lalu.

Kalau dilihat secara dhahiriyyah akhwat itu begitu shalihah, hingga aku sendiri tidak berani untuk mendekatinya. Namun satu yang membuatku agak sedikit terhibur, karena tanpa sengaja aku pernah mendengar selentingan obrolan yang mengatakan katanya akwat itu dari jauh juga memperhatikanku (dasar sok kepedean ^_^ ).

Bersama berjalannya waktu, hampir satu tahun aku mengenalnya dari jauh, tanpa bisa berbuat apa-apa untuk mendekatinya lebih jauh atau sekedar mendapat perhatian sedikit darinya.

Ukhti...

Mungkin biar Tuhan saja yang tahu akan perasaan ini
Meski kau tidak pernah tahu
Biarlah aku membawamu dalam sujud istikharahku
Aku hanya mampu mencurahkan rasa ini pada Dzat yang telah menciptakan kita
Mungkin sampai kapanpun tidak akan pernah mampu ku utarakan rasaku padamu
Kecuali Tuhan sendiri yang menginginkan hal itu
Karena aku tidak ingin mengotori kesucian hatimu akan masalah hatiku


Oleh: Saujana


Posted By Kang Santri11:28:00 AM