Wednesday, March 28, 2012

Perselingkuhan Ilmu Dengan Nafsu

Filled under:

Murtakibudz Dzunub - Salah satu fitnah terbesar buat seorang 'Alim adalah saat ia menjadi budak oleh ilmunya sendiri, dalam artian saat ilmu sudah di tumpangi oleh kepentingan hawa nafsu duniawi.

Ibnu Atta’illah  As-Sakandary mengatakan:  

”Wahai manusia engkau berguru atau mencari sahabat yang bodoh, yang ia tidak menuruti hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada engkau berguru pada orang alim yang merelakan dirinya untuk mengikuti hawa nafsunya. Lalu ilmu macam apa yang ada pada orang alim yang mengikuti hawa nafsunya itu? dan disebut kebodohan macam apa jika orang itu mampu tidak menuruti hawa nafsunya?” 

Mari bersama kita renungkan, paling tidak kita bisa meminimalisir untuk terhindar dari sifat riya, 'ujub, sum'ah dan semua sifat madzmumah lainnya yang sering menempel pada hati orang yang pandai ('alim) dengan ilmu pengetahuan dunia lebih-lebih ilmu agama. 

Sia-sia bacaan qur'an kita fasih dengan suara yang merdu, tetapi hati kita ditumpangi nafsu ingin pamer dan mendapat pujian.

Percuma kita pandai berdialog tentang agama, akan tetapi dalam hati kita penuh kepuasan saat mampu mengalahkan lawan, karena saat itu juga tanpa sadar hawa nafsu sudah berhasil menguasai.

Juga tiada gunanya kita lihai mengolah kata yang membuat orang yang membaca menjadi takjub dan terkesima, tapi dalam hati penuh 'ujub, riya dan sum'ah.

Itulah sedikit gambaran antara perselingkuhan ilmu dengan hawa nafsu yang begitu halus dan lembut hingga sering tidak kita sadari.

0 comments:

Post a Comment