Murtakibudz Dzunub - Diceritakan dahulu ada seorang pria bernama Anas Bin Amir, seperti pria lainnya beliau juga ingin memiliki istri cantik, beliau pun memilih seorang gadis yang diyakininya berparas cantik berbalut cadar.
Akhirnya pernikahan terjadi, di malam pengantin beliau membuka cadar sang istri, namun ternyata tak sesuai dengan tipe beliau. Di balik cadar dan jubahnya adalah seorang wanita berkulit hitam dengan fisik yang kurang menarik.
Malam pengantin tidak sesuai yang diharapkan, beliau pun tidur terpisah dengan sang istri. Beberapa hari masih sama, malam pertama tak kunjung indah, akhirnya sang istri menyadari apa yang terjadi kepada suaminya, adalah karena fisiknya tidak sesuai dengan yang di bayangkan suaminya.
Lalu dihampirilah sang suami dan berkata: "kadang kebaikan bersembunyi dalam keburukan", mau tidak mau beliau harus memberi nafkah biologis kepada sang istri, malam pengantin yang dulu jadi mimpi kini benar terjadi. Hari demi hari telah dilalui tapi, perasaan tidak suka terus menghantui. Ahirnya beliau pergi untuk yang kedua kali, namun kali ini jauh dan lama sekali, tak ada kabar juga berita.
Dua puluh tahun telah berlalu, entah angin apa yang membuat beliau ingin pulang ke kampung halaman, ahirnya beliau benar-benar pulang. Tempat pertama yang beliau tuju adalah masjid.
Beliau memasuki masjid, lalu shalat berjama'ah dan meneruskan dengan mendengar khutbah seorang Alim, beliau tercengang dengan pemuda yang sedang berpidato tersebut, pintar dan mengena hati.
Bertanyalah beliau, "siapa pemuda Allamah itu?",
"beliau adalah imam Malik",
"putra siapa beliau?",
"putra seorang pria yang menghilang 20 tahun lalu",
Degg..!! "mungkinkah aku punya anak?",
Kemudian beliau menghampiri Imam Malik,
"nak, bolehkah aku bertandang ke rumahmu sekarang?",
"dengan senang hati, mari silahkan",
Sesampainya di rumah hati kecil bicara "tidak salah lagi ini adalah rumah istriku",
Berkata beliau kepada Imam Malik "nak, biar aku diluar, tolong sampaikan kepada ibumu 'kadang kebaikan bersembunyi dalam kebaikan' ",
Disampaikan pesan itu kepada sang ibu dan berkata "lekas buka pintu, beliau adalah ayahmu yang baru pulang",
Dibukalah pintu dan itulah moment mengharukan, Imam Malik tak pernah mendengar ibunya bercerita buruk tentang ayahnya, "ayahmu sedang bepergian" bukan "ayahmu meninggalkan kita"
Itulah salah satu tauladan istri sholehah yang melahirkan allamah sholeh Imam Malik, Imam umat muslimin, istri yang tak pernah menjelekkan suaminya, istri setia, istri sabar, istri berfisik hati bukan berhati fisik.
Itulah salah satu tauladan istri sholehah yang melahirkan allamah sholeh Imam Malik, Imam umat muslimin, istri yang tak pernah menjelekkan suaminya, istri setia, istri sabar, istri berfisik hati bukan berhati fisik.