Murtakibudz Dzunub - Shalat witir mempunyai beberapa alternatif. Boleh dilakukan satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat dan sembilan rakaat seperti yang sudah di contohkan oleh Rasulullah.
Waktu Shalat Witir
Setelah melakukan shalat Isya' hingga terbit fajar.
"Sesungguhnya Allah mengulurkan kepadamu dengan shalat, yaitu shalat witir. Allah menjadikannya untuknya disaat setelah shalat Isya' hingga terbit fajar. (HR. Tirmidzi)
Niat Shalat Witir
أصلى سنة الوتر لله تعالى
Waktu Shalat Witir
Setelah melakukan shalat Isya' hingga terbit fajar.
"Sesungguhnya Allah mengulurkan kepadamu dengan shalat, yaitu shalat witir. Allah menjadikannya untuknya disaat setelah shalat Isya' hingga terbit fajar. (HR. Tirmidzi)
Niat Shalat Witir
أصلى سنة الوتر لله تعالى
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Shalat malam itu dua-dua. Jika engkau khawatir shalat subuh tiba, shalat witirlah satu rakaat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tiga Rakaat
Aisyah Radhiyallahu 'anhu berkata,
"Tsumma yusholli tsalatsan" [Lalu Rasulullah shalat tiga rakaat] (HR. Bukhari)
Lima Rakaat
Diriwayatkan bahwa Rasulullah shalat witir sebanyak lima rakaat dan beliau hanya duduk dirakaat terakhir (maksudnya sekali salam)
Tujuh Rakaat
Rasulullah juga pernah shalat witir sebanyak tujuh rakaat. Beliau duduk dirakaat ke enam (untuk tasyahud awal) dan duduk lagi dirakaat ke tujuh (untuk tasyahud ke dua) lalu salam.
Sembilan Rakaat
Juga diriwayatkan dari Rasulullah , bahwa beliau shalat witir sebanyak sembilan rakaat. Beliau duduk di rakaat kedelapan (untuk tasyahud awal) dan duduk di rakaat ke sembilan (untuk tasyahud ke dua) lalu salam, dan suara beliau didengar oleh keluarga beliau.
Setelah rakaat ke tujuh atau ke sembilan, rasulullah shalat du rakaat. Mengenai hal ini Ibnu Hajar berkata, " aku tidak tahu, apakah dua rakaat tersebut dua rakaat shalat sunnah subuh atau yang lainnya?".
Rasulullah menganjurkan orang yang khawatir tidak bisa bangun untuk qiyamul lail untuk shalat witir sebelum tidur. Sedang orang yang yakin bisa qiyamul lail, maka menunda shalat witir lebih utama baginya, sehingga shalat witir menjadi shalat penutup qiyamul lail.
Di riwayatkan dari Jabir, "aku mendengar Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang diantara kalian khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir lalu tidurlah. Sedang orang yang yakin bisa qiyamul lail, hendaklah shalat witir di akhir qiyamul lailnya, karena bacaan di akhir malam itu dihadiri (malaikat) dan itulah yang lebih utama." (HR. Muslim)
Rasulullah memberi perhatian besar pada shalat witir karena berurgensi tinggi. Sehingga banyak dari para sahabat, tabi'in dan ke empat imam madzhab berpendapat bahwa qadha shalat witir itu di syariatkan. [1]
Rasulullah memerintahkan meng-qadha shalat witir bagi yang tidak mengerjakannya. Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri beliau berkata, Rasulullah bersabda,
"Siapa tidur tanpa shalat witir, atau lupa, hendaklah ia mengerjakannya pada pagi hari atau ketika ingat." (Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad shahih.
Rasulullah memerintahkan meng-qadha shalat witir bagi yang tidak mengerjakannya. Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri beliau berkata, Rasulullah bersabda,
"Siapa tidur tanpa shalat witir, atau lupa, hendaklah ia mengerjakannya pada pagi hari atau ketika ingat." (Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad shahih.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
______