Murtakibudz Dzunub - "Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan menurun, sang arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum. Hikmah apakah yang bisa saya petik dari kisah ini?"
"Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik. sesekali perlu kita sadari bahwa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras."
"Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada dibawah."
"Alasannya ialah iman, karena kita yakin akan pertolongan Sang Maha Pencipta."
"Hikmah selanjutnya?"
"Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk dilupakan, orang yang diatas harus siap mental untuk turun kebawah. Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin."
--------
Saudaraku, satu hal yang pasti saat kita di hadapkan pada kenyataan yang terasa amat berat untuk kita lalui mungkin kita sering merasa pesimis untuk bisa bangkit menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Kenapa hal itu bisa terjadi? Adalah karena kelemahan iman kita sendiri yang membuat luntur keyakinan akan kasih sayang Allah.
Banyak dari kita yang salah menafsirkan tentang kasih sayang Allah, seolah kalau semua keinginan kita dituruti itulah tandanya Allah sayang pada kita, padahal tidak demikian.
Coba kita lihat seorang anak kecil yang merengek minta dibelikan petasan oleh kedua orang tuanya, pasti saat itu sang anak menganggap bahwa hal yang paling membahagiakannya adalah saat orang tuanya menuruti keinginannya, sang anak tidak paham kenapa sampai kedua orang tuanya bersikeras tidak memenuhi permintaannya. Inilah salah satu contoh kasih sayang yang ingin diperlihatkan kepada anaknya demi menjaga keselamatannya.
Begitu juga dengan kasih sayang Allah. Karena Allah lah yang lebih tahu untuk kebaikan mahluk-mahlukNya. Seperti yang terkandung dalam makna 'Basmalah' bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hambanya. Tak ada perwujudan kasih sayang yang bisa menandingi kasih sayangNya.
Anggap lah saat kita berada pada situasi apapun, semua karena perwujudan dari kasih sayang Allah. Saat kita sedang berada diatas, pun juga saat kita sedang terpuruk dibawah. Karena sejatinya di saat-saat seperti itulah keimanan kita sedang dipertanyakan atau di uji oleh Allah. Apakah makin menguat atau semakin lembek.
Wallahua'lam
Anggap lah saat kita berada pada situasi apapun, semua karena perwujudan dari kasih sayang Allah. Saat kita sedang berada diatas, pun juga saat kita sedang terpuruk dibawah. Karena sejatinya di saat-saat seperti itulah keimanan kita sedang dipertanyakan atau di uji oleh Allah. Apakah makin menguat atau semakin lembek.
Wallahua'lam