Murtakibudz Dzunub - Mungkin mudah bagiku menulis syair kerinduan dan cinta
Tapi tidak saat hatiku hanyut dan tenggelam di dasar hatimu, yang telah berkenan menjadi muara
Guritan kata terbaik musnah
Pecah menjadi repihan rasa yang indah
Hatiku membisu bak tutur suara tanpa lagu
Mengenang risau hatimu akan kepergian sementara ku
Hingga kau berkata "Ingat aku yaa... Ingat akuu... (Jangan lupakan aku)"
Itulah kata darimu yang berhasil kau tikam ke qalbu terdalam ku
Untukmu sang penyejuk hati...
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara kau tidak pernah bosan menyuruhku meletakkan
cinta pertamaku hanya pada Tuhanku
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara hanya kau yang rajin mengingatkanku untuk bangun
disepertiga malam terahirku
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara hatiku seperti hatimu
Meskipun aku tahu
Bahwa aku belum mampu memberimu bintang
Dan menyuguhkan rembulan
Namun aku tahu jika keduanya kerap hadir
Dalam romansa penantian takdir
[didedikasikan untuk sepasang kekasih yang saling mengerti bahwa
"Cinta Tidaklah Harus Memiliki"]
Tapi tidak saat hatiku hanyut dan tenggelam di dasar hatimu, yang telah berkenan menjadi muara
Guritan kata terbaik musnah
Pecah menjadi repihan rasa yang indah
Hatiku membisu bak tutur suara tanpa lagu
Mengenang risau hatimu akan kepergian sementara ku
Hingga kau berkata "Ingat aku yaa... Ingat akuu... (Jangan lupakan aku)"
Itulah kata darimu yang berhasil kau tikam ke qalbu terdalam ku
Untukmu sang penyejuk hati...
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara kau tidak pernah bosan menyuruhku meletakkan
cinta pertamaku hanya pada Tuhanku
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara hanya kau yang rajin mengingatkanku untuk bangun
disepertiga malam terahirku
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sementara hatiku seperti hatimu
Meskipun aku tahu
Bahwa aku belum mampu memberimu bintang
Dan menyuguhkan rembulan
Namun aku tahu jika keduanya kerap hadir
Dalam romansa penantian takdir
[didedikasikan untuk sepasang kekasih yang saling mengerti bahwa
"Cinta Tidaklah Harus Memiliki"]