Murtakibudz Dzunub - Sebut saja namaku As'ad, alhamdulillah dua bulan lagi usiaku memasuki umur 25 tahun. Mungkin bisa dikatakan kalau saya termasuk sosok pemuda yang rada pendiam dan tidak suka sok akrab dengan seseorang yang baru ku kenal. Entah kenapa tiba-tiba ada sesuatu yang mengusik hatiku,
"bukankah Rasulullah menikah pada usia 25 tahun?", tanyaku dalam hati. "Loh kok aku jadi kepikiran nikah ya?".
"bukankah Rasulullah menikah pada usia 25 tahun?", tanyaku dalam hati. "Loh kok aku jadi kepikiran nikah ya?".
Mungkin sudah menjadi sebuah kodrat yang lumrah, kalau rasa ingin mencari serta memilih siapa kira-kira yang terbaik untuk menjadi pendamping hidupku nanti mulai membuat diriku sibuk mencari, ya meski saya tahu bahwa jodohku sudah ditetapkan olehNya.
Seperti yang saya bilang tadi, ternyata sifat pendiamku menyulitkanku "bagaimana cara terbaik untuk memulai ta'aruf pada seorang gadis?".
Hingga tak jarang banyak akhwat yang memberi stempel kepadaku sebagai pemuda yang sombong dan sok suci. Yaach... apa mahu dikata namanya juga pemalu, bagaimana bisa care sama akhwat.
Hingga tak jarang banyak akhwat yang memberi stempel kepadaku sebagai pemuda yang sombong dan sok suci. Yaach... apa mahu dikata namanya juga pemalu, bagaimana bisa care sama akhwat.
Masih teringat jelas peristiwa kemarin,
"ziaah.. aku ditegur habis-habisan sama seorang akhwat". Seakan sulit lepas perkataannya dalam gendang telingaku,
"kamu itu gimana sih, jadi cowok gak peka banget ama cewek. Kasihan tuh Hasna' ampe nangis-nangis gara-gara mikirin kamu". Teguran salah seorang akhwat. Tentu saja saya melakukukan pembelaan,
"emangnya kenapa ama Hasna'? perasaan, saya tidak pernah berbuat salah ama Hasna'?". Tanyaku keheranan.
"Hasna' itu udah lama menaruh hati ama kamu As'ad..!! masak gak ngerti sih?",
"yaaa... emang aku gak tahu", jawabku sambil sedikit melongo.
"Oke... sekarang kamu sudah tahu kan? terus gimana dengan perasaan kamu?" tanya akhwat tadi mendesak, sambil memberi penegasan "As'ad... Hasna' akan terus nunggu kamu..!".
"ziaah.. aku ditegur habis-habisan sama seorang akhwat". Seakan sulit lepas perkataannya dalam gendang telingaku,
"kamu itu gimana sih, jadi cowok gak peka banget ama cewek. Kasihan tuh Hasna' ampe nangis-nangis gara-gara mikirin kamu". Teguran salah seorang akhwat. Tentu saja saya melakukukan pembelaan,
"emangnya kenapa ama Hasna'? perasaan, saya tidak pernah berbuat salah ama Hasna'?". Tanyaku keheranan.
"Hasna' itu udah lama menaruh hati ama kamu As'ad..!! masak gak ngerti sih?",
"yaaa... emang aku gak tahu", jawabku sambil sedikit melongo.
"Oke... sekarang kamu sudah tahu kan? terus gimana dengan perasaan kamu?" tanya akhwat tadi mendesak, sambil memberi penegasan "As'ad... Hasna' akan terus nunggu kamu..!".
Lama aku shalat istikharah tentang Hasna', hingga aku mengambil sebuah kesimpulan, "mungkin dia bukan jodohku".
Ingin rasa aku membalas cintanya tapi sayang aku tak bisa. Lama juga aku belajar untuk mencintainya tapi sayang, aku masih belum bisa. Kadang aku heran sendiri kenapa aku tidak bisa mencintainya. Pinter iya, cantik iya, lembut iya, sifat keibuan juga iya... kurang apalagi coba?
Ingin rasa aku membalas cintanya tapi sayang aku tak bisa. Lama juga aku belajar untuk mencintainya tapi sayang, aku masih belum bisa. Kadang aku heran sendiri kenapa aku tidak bisa mencintainya. Pinter iya, cantik iya, lembut iya, sifat keibuan juga iya... kurang apalagi coba?
Hingga aku memberanikan diri untuk memberikan jawaban kepada Hasna',
"maaf Hasna'... aku sudah berusaha untuk membalas cintamu tapi aku masih belum bisa".
Ya Allah... sungguh benar-benar aku tak tega melihatnya meneteskan airmata dihadapanku. Aku hanya meninggalkan pesan terahir saat pertemuan itu, "Hasna, kamu jangan terlalu kecewa ya, jodoh itu rahasia Allah. Tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti Allah menganugerahkan rasa yang berbeda". Saya berusaha melapangkan hati Hasna'.
"maaf Hasna'... aku sudah berusaha untuk membalas cintamu tapi aku masih belum bisa".
Ya Allah... sungguh benar-benar aku tak tega melihatnya meneteskan airmata dihadapanku. Aku hanya meninggalkan pesan terahir saat pertemuan itu, "Hasna, kamu jangan terlalu kecewa ya, jodoh itu rahasia Allah. Tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti Allah menganugerahkan rasa yang berbeda". Saya berusaha melapangkan hati Hasna'.
bersambung....
_____________