Murtakibudz Dzunub - Assalamu'alaikum saudara muslimku, pada tulisan kali ini saya ingin membahas tentang CINTA. Cinta seorang anak manusia atau cinta yang tumbuh dari lawan jenis kepada kita begitu juga sebaliknya saat kita jatuh cinta kepada si dia (akhwat madsudnya :D).
Bagi seorang muslim-muslimah, dari pengalaman yang saya temui ada sedikit dilema dengan apa yang namanya 'Jatuh Cinta'. Kenapa saya katakan dilema? Kalau dilihat dari urut-urutannya cinta pertama yaitu cinta kita kepada Allah, kedua cinta kita kepada Rasulullah dan seterusya. Dimana dilemanya? Sebelum saya bahas, saya tidak ingin munafik dalam menulis (alias merasa sok suci) dengan kata-kata yang seolah-olah "saya sudah berhasil menempatkan cinta kepada Allah sebagai cinta pertama". Karena memang belum bisa menghadirkan sepenuhnya rasa itu.
Cinta adalah sesuatu yang sangat sakral menurut saya. Dalam mendefinisikan Cinta (jatuh cinta kepada lawan jenis) "Akan ku berikan hati ku untukmu ketika sudah tak ku temui lagi alasan, kenapa aku mencintaimu...". Sakral bukan? karena didalamnya kita kita akan menemukan sebuah rasa yang kita sendiri tidak tahu akan alasannya, tapi cukup indah jika dirasa.
Tiap kali kita menemukan satu alasan, seperti karena kesalihannya, parasnya yang tampan, kecantikannya yang menawan, dan lain sebagainya. Suatu saat kalau satu alasan itu sudah tidak kita temui lagi dengan sendirinya perasaan yang pernah kita katakan 'cinta' akan pudar dengan sendirinya.
Nah, disini letak dilemanya seperti yang saya katakan diatas. Kita hidup dizaman terburuk dari umat Rasulullah, dimana pergaulan dan gaya hidup seolah sudah menjadi trend tersendiri supaya kita mengesampingkan nilai-nilai ke-islaman misalnya saja 'pacaran'.
Saat kita mencintai seseorang (baca: Aku Jatuh Cinta), kemungkinan besar itu bisa menjadi salah satu hal yang bisa merubah tatanan ahlak. Kita cenderung lebih menuruti apa-apa yang diinginkan oleh sang pujaan hati, entah itu baik atau buruk seolah menjadi nomor yang kesekian untuk dipertimbangkan.
Hingga biasanya, seorang muslim ataupun muslimah akan menemui perasaan yang sangat dilematis, antara membagi kecintaannya kepada Tuhannya. Tidak bisa dipungkiri secara tidak langsung kita sudah mengesampingkan cinta kita kepada Allah, saat persaan (jadi budak cinta kepada mahluk) mulai mengganggu kenyamanan saat tidur, menghilangkan nikmat kelezatan makanan, terbuai rasa rindu yang tak terbendung.
Ahirnya, yang biasanya kita begitu rajin bangun malam untuk qiyamullail kita ganti menjadi hayalan-hayalan tentang si dia. Yang biasanya kita begitu antusias menantikan waktu shalat, berubah menjadi antusias menunggu sms ataupun email dari si dia. Begitu seterusnya.....
Kalau jatuh cinta itu adalah sesuatu yang sangat fitrah dan alami, apa ada yang salah saat kita jatuh cinta?. Tentu saja tidak, tak ada yang salah dengan perasaan cinta namun yang salah adalah jika rasa cinta itu membuat kita mengalihkan perhatian dari cinta pertama kita kepada Allah menjadi cinta pertama kita kepada mahluk Allah.
Kemudian baiknya bagaimana?
Biarkan rasa cinta itu tumbuh dan berkembang seperti kodratnya (karena semua cinta itu suci, sebelum dinodai oleh hawa nafsu). Rasa rindu selalu ingin bertemu dan ingin memiliki adalah hal yang lumrah, andai kita mengkondisikannya dengan tatanan syariat.
Alangkah sangat indah kala rasa itu berkecamuk hebat didalam hati, kita larikan kepada Dia Dzat yang menciptakan rasa cinta. Sering-seringlah selalu tadabbur jika rasa itu datang. Minta kepada Allah agar bisa selamat dari fitnah jatuh cinta kepada lawan jenis.
Banyak kisah dari shalafush shalih dalam meng-expresikan rasa cintanya. Jadi lah seolah-olah kita adalah peran utama yang memainkan kisah hidup yang suatu saat nanti akan di tiru oleh anak cucu dalam menjaga dan memelihara rasa cinta. Dengan menyajikan kisah yang dramatis nan indah.
Jadilah pecinta yang mempunyai sebuah do'a
Jika aku hendak mencintai seseorang
Pertemukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu
Jika aku ragu mencintai seseorang
Hilangkanlah sifat itu ketika aku yakin bahwa
dia bisa mendekatkanku pada-Mu
Jika aku gelisah mencintai seseorang
Hilangkanlah kegelisahan itu ketika aku tahu bahwa dia
bisa menuntunku menghilangkan keraguanku pada kebesaran-Mu
Jika aku rindu pada seseorang
Rindukanlah aku pada dia yang rindu akan cinta sejati-Mu
Agar kerinduanku pada-Mu semakin tak terbendung
Sebagaimana mereka yang bijak berucap:
"Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang bukanlah sesuatu
Dicintai orang yang sangat kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh sang pencipta adalah segalanya."
"Semoga kita temui cinta yang bisa menjaga, bukan cinta yang membawa petaka........"