Masih terdengar jelas bunyi ketukan pipa yang biasa kau mainkan saat kesepian
Saat itu kau datang membawa segudang keluh kesah kesakitan
Menahan pedih hati yang tak terbantahkan
Namun malang kini kau telah menghilang
Terkadang aku ingin menatapmu kembali meski sekejap
Agar tidur malam ini bisa lelap
Meniup sumbu kerancauan pikir ku yang gagap
Hingga tak bisa padam sebelum kau datang mendekap
Kau takkan pernah tahu akan rasaku
Begitu juga dirimu yang tak pernah tahu akan asaku
Meski hanya kabut tipis yang menutup tirai dalam ragu
Itu sudah cukup membuatku terdiam tanpa lagu
Apatah daya kabut jika tak meninggalkan bekasan embun
Praharaku kian berjibaku bersama hatimu yang ku anggap anggun
Menerawang jauh ke masa depan mewujudkan ilusi yang coba ku tenun
Dalam laku ku, aku ingin menjemputmu meski saat ini hanya sebatas
mimpi yang diam tertegun