Ingin ku rengkuh keutamaan di setiap malam
Namun, nafsu kembali berhasil meniduriku
Kelopak matapun kian mengering dibumi hati yang kian kerontang
Sementara aku hanya bisa berharap
“Semoga malam berikutnya tidak seangkuh dan seganas malam ini”
Iblis terbahak melihat kekalahanku
Malaikat menangis melihat kemalanganku
Kembali ku tunaikan sholat isya’…
Dengan harapan, sepertiga malam terahir nanti kedua tanganku
mampu membasuhkan air wudlu diwajah dosaku.
mampu membasuhkan air wudlu diwajah dosaku.
Namun lagi-lagi aku gagal meraihnya
Tak serokaatpun mampu ku dirikan
Tak sekalimahpun mampu ku lafadlkan
“Apa mungkin karena seringnya iblis berhasil mengencingi telingaku,
sehingga kedua indra ini tak pernah lagi mendengar sayup-sayup
alam yang tak pernah behenti memuja-Mu?”.
sehingga kedua indra ini tak pernah lagi mendengar sayup-sayup
alam yang tak pernah behenti memuja-Mu?”.
Aku kalah dengan stomata yang tak pernah berhenti bertasbih
Aku kalah dengan bebatuan yang tak pernah henti berdzikir
Aku kalah dengan air yang selalu menggemakan alunan dzikir
Beberapa bulan kemudian aku dihadapkan pada satu episode hidup yang
belum pernah ku perankan sebelumnya
Bermacam cobaan berbaris rapi rapi bertamu mengunjungiku
Hingga pada suatu malam…
“Berbahagialah.. Tuhanmu telah mengabulkan doamu”
Hembusan angin tafakkur masuk mengantarkan bisikan itu kedalam hati
Aliran darah mendidih
Irama jantung berdetak bak halilintar yang mencambuk
Iblis karena ingin mencuri rahasia langit
Kelopak mata mulai tergenagi luh Bibir bergetar diiringi
suara gemelethuk gigi beradu
suara gemelethuk gigi beradu
Hingga ahirnya malam itu air mata mengguyur pipi
“Semoga air mata ini sebagian dari air mata yang akan
dipercikkan malaikat Jibril dihari kiamat
dipercikkan malaikat Jibril dihari kiamat
nanti ketika gumpalan bola api akan melahap Umat Muhammad”
Ku peluk kesedihan dengan Tahmid
Sedang kegelisahan ku belai dengan Tashbih
Namun kahawatiran kembali menamparku
“Apakah malam ini mampu engkau pertahankan?
Seperti malam-malam yang akan engkau lewati
sembari menghabiskan sisa waktumu?”
sembari menghabiskan sisa waktumu?”
Akupun tersentak…!!!
Hingga tetesan luh kembali bercumbu dengan kedua pipiku
Sedang dibawah hamparan sajadah, Iblis sesumbar
dengan sumpah serapahnya berteriak
dengan sumpah serapahnya berteriak
“Lihat saja nanti, apakah besok malam kamu masih bisa seperti ini lagi?!”
Hingga ahirnya lari terbibirit-birit mendengan Ta’awudz yang ku ucapkan.
0 comments:
Post a Comment