Murtakibudz Dzunub - Mungkin hari ini Iblis dan bala tentaranya sedang tertawa terbahak-bahak merayakan keberhasilannya, yang sukses membuat hatiku terpuruk seakan tak berbentuk.
Bahkan anak kecil pun takut melihat kemuraman raut muka ku hari ini, harus aku akui bahwa ketika Allah menguji kita dan kita berhasil melewatinya suatu saat nanti Allah akan menguji kita lewat orang-orang yang dekat dengan kita entah itu keluarga, tetangga, bahkan sahabat.
Begitu juga dengan Syaithon la'natullah 'alaih, saat dia gagal merayu kita untuk mengikuti bisikannya. Maka dia akan beralih menemui orang-orang yang dekat dengan kita yang bisa dijadikannya sebagai media.
Bahkan anak kecil pun takut melihat kemuraman raut muka ku hari ini, harus aku akui bahwa ketika Allah menguji kita dan kita berhasil melewatinya suatu saat nanti Allah akan menguji kita lewat orang-orang yang dekat dengan kita entah itu keluarga, tetangga, bahkan sahabat.
Begitu juga dengan Syaithon la'natullah 'alaih, saat dia gagal merayu kita untuk mengikuti bisikannya. Maka dia akan beralih menemui orang-orang yang dekat dengan kita yang bisa dijadikannya sebagai media.
Kenapa syaithon hari ini menertawakanku?
Bukankah semalam dia menangis melihatku?
Karena hari ini hatiku terbawa oleh kesedihan orang terdekatku.
Karena hari ini seolah hatiku ingin berteriak beringas.
Karena hari ini hatiku gundah dan resah hingga membuat apa yang seharusnya
Karena hari ini hatiku terbawa oleh kesedihan orang terdekatku.
Karena hari ini seolah hatiku ingin berteriak beringas.
Karena hari ini hatiku gundah dan resah hingga membuat apa yang seharusnya
hari ini aku selesaikan jadi terbengkalai.
Hanya bisa kulihat arsip materi tulisan yang belum mampu kuselesaikan,
Hanya bisa kulihat arsip materi tulisan yang belum mampu kuselesaikan,
karena benar-benar otak ku sedang tumpul. Karena hari ini bisikannya
berhasil mengelabui hatiku.
Hingga aku berfikir, "tak ada waktu seindah malam hari"
Karena pada waktu malam, sudah ku letakkan semua penat duniawi dalam tas hitamku
Karena pada waktu siang, syaithon-syaithon yang selalu mengikuti orang yang mencari
berhasil mengelabui hatiku.
Hingga aku berfikir, "tak ada waktu seindah malam hari"
Karena pada waktu malam, sudah ku letakkan semua penat duniawi dalam tas hitamku
Karena pada waktu siang, syaithon-syaithon yang selalu mengikuti orang yang mencari
rezeki sudah kembali ke posnya masing-masing
Karena pada waktu siang, memang lebih banyak bising dari pada hening
(hemm.. kiranya sudah cukup menyalahkan syaithon. Sekarang kita ambil sisi baiknya)
Kita tahu bahwa Iblis amat membenci bahkan menangis ketika melihat seorang mukmin berhasil menghidupkan malamnya dengan shalat, munajat, baca qur'an juga dzikir.
Karena pada waktu siang, memang lebih banyak bising dari pada hening
(hemm.. kiranya sudah cukup menyalahkan syaithon. Sekarang kita ambil sisi baiknya)
Kita tahu bahwa Iblis amat membenci bahkan menangis ketika melihat seorang mukmin berhasil menghidupkan malamnya dengan shalat, munajat, baca qur'an juga dzikir.
Kalau kita ditanya "masihkah kau mahu mendapat anugerah menghidupkan malammu?" Jika kita menjawab mahu, maka bersiap-siaplah dengan teror juga fitnah dari bisikan syaithon, karena dia pasti bersumpah supaya kita tidak bisa mendapatkan kemuliaan di malam itu.
Itulah kenapa saat kita diuji dan kita mampu, Allah mengalihkan ujian kita lahir bukan dari diri sendiri tapi melainkan dari orang-orang sekitar, semua tidak lain agar kita bisa menghidupkan malam guna merintih dalam shalat dan munajat.
Oke, baiklah wahai syaithon la'natullaoh 'alaih.
Cukup disini saja menikmati tertawamu, sebentar lagi raut muka kusutku akan disiram air wudlu untuk shalat dhuhur, dan aku tahu pasti saat itu kamu akan lari terbirit-birit ngumpet di selokan saat mendengar adzan.
La haula wala quwwata illa billah......
0 comments:
Post a Comment