Murtakibudz Dzunub - Kebaikan, itu hanya menatap sayu, melihat keluguan seorang pemuda yang mulai nampak lusuh raut mukanya...
Bagi beranda hati yang tak henti mengharap nur suci
Bagi beranda hati yang tak henti mengharap nur suci
Bagi seonggok daging yang selalu berharap selamat saat kiamat
Dengan apa malammu kau pertanggung jawabkan?
Dengan apa malammu kau pertanggung jawabkan?
Sementara siangmu kerap kau abaikan?
Meski tak seindah mutiara yang dibuat dalam cangkang karang
Meski tak seindah mutiara yang dibuat dalam cangkang karang
Nafsu bejat itu selelu berusaha dia jinakkan
Nafsu, ketika dia mengharap sesuatu yang bukan haknya
Nafsu, ketika semua orang harus sejalan dengan pemikirannya
Nafsu, ketika dia mulai putus asa dengan indah pengharapannya
Sedang saujana yang terlihat hanya tangisan
Sedang saujana yang terlihat hanya tangisan
kalut yang tertutup kelopak takut
Usai memutar biji tashbih...
Dengan di iringi kepiluan...
"percuma tarian pena ku goreskan melukis syair-syair hikmah kehidupan!,
Usai memutar biji tashbih...
Dengan di iringi kepiluan...
"percuma tarian pena ku goreskan melukis syair-syair hikmah kehidupan!,
sedang hatiku sendiri buta tuk membaca!"
Wahai Sang Penggenggam kehidupan
Jika sekiranya dosa yang mengambil semua airmata khosyyahku
Sungguh tiada daya bagiku untuk memintanya kembali
Seolah munajatku hayalah fatamorgana dalam mengadu
Rintihanku tak lebih dari insan dungu yang tak pantas merayu
Kekhusu'anku sekedar pelengkap menutupi kemunafikanku
إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي
Wahai Sang Penggenggam kehidupan
Jika sekiranya dosa yang mengambil semua airmata khosyyahku
Sungguh tiada daya bagiku untuk memintanya kembali
Seolah munajatku hayalah fatamorgana dalam mengadu
Rintihanku tak lebih dari insan dungu yang tak pantas merayu
Kekhusu'anku sekedar pelengkap menutupi kemunafikanku
إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي
0 comments:
Post a Comment