Gerai senja terpekur dalam hayalan rinduku
Siapakah gerangan tsuroyya itu
Tersungkur ku terpikat dalam noktah semu
Hingga purnama menangis melihat kemalanganku
Kau yang selalu melintas di ujung sisa terahir tinta
Riang menebar senyum di tiap urat mata
Riang menebar senyum di tiap urat mata
Tolong sampaikan pesanku kepada pemulikmu yang selalu terjaga
Bahwa tenun kerinduan yang Ia sulam di serat hatiku membuat siksa
Jari-jari waktu kian mengapit bisikan hati
Sementara jiwa ku duduk termangu dalam kemacetan angan yang tak suci
Ku tunggu saat kau sendiri
Di puncak labuh ketulusan yang kau ingini
Kepadamu kekasih
Ku persembahkan gurat kisah bernada perih
Ku persembahkan cara berjalan saat kita tertatih
Bukan gambaran foya kenikmatan seperti yang selama ini ingin manusia raih
Bila tiba saatnya nanti
Bersabarlah saat biduk kita goyah oleh materi
Berpeganglah pada keyakinanmu akan nahkoda kasih sayang ini
Dengan sisa-sisa sobekan baju keimananku
Insya Allah masih mampu mengantarmu mendapati cinta Ilahi
(Di tulis, 25 Pebruari 2012 - 20:18 WIB)
0 comments:
Post a Comment