Murtakibudz Dzunub - Tersungkur dalam ayat yang tak bisa ku maknai
Bait itu terlalu indah untuk ku tabuh dengan genderang hati yang tak suci
Juga, kata itu terlalu mulia untuk ku lukis diatas kanvas diri yang belum mampu menjiwai
Apa-apaan ini?
Kemana saja saujanamu selama ini?
Bicara hati hanya untuk mencaci..!!
Kembalikan nikmatmu, kalau kau memang tak mampu
Serahkan hati itu, andai memang benar tak kau ingini
Kasihan, nafsu terus yang kau jadikan kambing hitam kesalahan
Rayuanmu yang picik sudah terbongkar
Rengekanmu tak lebih baik dari tong sampah penyimpan belukar
Ke-aku-an mu yang yang tak terkontrol terus menjalar liar
Masa bodoh dengan tipu muslihat hatimu
Tiada guna mengelabui Tuhanmu
Karena munajat palsumu
Astaghfirullah....
Astaghfirullah....
Astaghfirullah....
Bait itu terlalu indah untuk ku tabuh dengan genderang hati yang tak suci
Juga, kata itu terlalu mulia untuk ku lukis diatas kanvas diri yang belum mampu menjiwai
Apa-apaan ini?
Kemana saja saujanamu selama ini?
Bicara hati hanya untuk mencaci..!!
Kembalikan nikmatmu, kalau kau memang tak mampu
Serahkan hati itu, andai memang benar tak kau ingini
Kasihan, nafsu terus yang kau jadikan kambing hitam kesalahan
Rayuanmu yang picik sudah terbongkar
Rengekanmu tak lebih baik dari tong sampah penyimpan belukar
Ke-aku-an mu yang yang tak terkontrol terus menjalar liar
Masa bodoh dengan tipu muslihat hatimu
Tiada guna mengelabui Tuhanmu
Karena munajat palsumu
Astaghfirullah....
Astaghfirullah....
Astaghfirullah....
Marah... kepada siapa?
Geram... untuk siapa?
Sedih... tentang apa?
Terasa ingin kulumat dan ku muntahkan kembali dunia ini
Meski kepalan tanganku kecil aku tak peduli
Walau gigi gerahamku tak sekuat martil, aku mampu mengunyah bukit meski itu sakit
Hampir aku tak mampu meneruskan olokan ini pada hati
Kaku jemari ku karena kepalan tanganku semakin mengeras
Pedih mataku, menjerit hatiku, berontak susunan sarafku
Heehhhh..... Allahu Akbar
Aku kalah lagi
Aku tersungkur lagi
Aku berdusta lagi
Allah...
Sekali lagi, ampuni kami
Sekali lagi, jangan Kau putuskan nikmat rasa kehambaan pada kami
Sekali lagi, jauhkan kami dari sesuatu yang tidak Engkau ridloi
Dan yang terahir...
Geram... untuk siapa?
Sedih... tentang apa?
Terasa ingin kulumat dan ku muntahkan kembali dunia ini
Meski kepalan tanganku kecil aku tak peduli
Walau gigi gerahamku tak sekuat martil, aku mampu mengunyah bukit meski itu sakit
Hampir aku tak mampu meneruskan olokan ini pada hati
Kaku jemari ku karena kepalan tanganku semakin mengeras
Pedih mataku, menjerit hatiku, berontak susunan sarafku
Heehhhh..... Allahu Akbar
Aku kalah lagi
Aku tersungkur lagi
Aku berdusta lagi
Allah...
Sekali lagi, ampuni kami
Sekali lagi, jangan Kau putuskan nikmat rasa kehambaan pada kami
Sekali lagi, jauhkan kami dari sesuatu yang tidak Engkau ridloi
Dan yang terahir...
Allah...
Allah...
Allah...
Engkau Tuhanku dan aku hambamu
Engkau Tuhanku dan aku pembuat dosa itu
Engkau Tuhanku dan aku yang senantiasa berharap atas ampunan dosa itu
Allah...
Allah...
Engkau Tuhanku dan aku hambamu
Engkau Tuhanku dan aku pembuat dosa itu
Engkau Tuhanku dan aku yang senantiasa berharap atas ampunan dosa itu
0 comments:
Post a Comment