(Murtakibudz Dzunub)
Pandanglah ikhwan itu
Kelak akan kau dapati sebuah temu
Dibalik aura sifat sabar
Ada hati yang menggelepar sangar
Terjebak dikubangan perasaan
Bersama wangian anyir sirna harapan
Kerinduannya yang dulu terlarang
Kini semakin terlarang
Bak mengemis gerimis
Sembari menangkis tangis
Berteriak lantang
Menantang bintang
Derai-derai cemara
Selalu setia mendengar sapa
Tak kan ada lagi sajak putih
Karena urat hatinya sudah habis tersembelih
Sia-sia ikhwan malang terpekur dalam doa
Meminta cengkurai malam yang sudah tiada
***
[Kasihanilah camar yang tidak pernah berani pulang,
karena ia membawa sebuah kabar yang tak ingin kau dengar]
0 comments:
Post a Comment