Murtakibudz Dzunub - Assalamu'alaikum, puteri kecil... Ada aura yang begitu lembut diwajahmu. Sorot matamu nampak bening dan indah. Senyummu membuat siapapun yang melihat akan jatuh hati akan kesucianmu. Belum tercoreng noktah dusta dan dosa di hati dan pikiranmu
Apa saja yang sudah kamu ketahui tentang kehidupan ini? Apakah kamu prihatin menyaksikan cara hidup kami 'orang dewasa'?
Apakah hatimu terluka melihat pertikaian hati kami dengan dunia? Apakah kamu rela melihat teman sebayamu tumbuh besar dalam didikan orang tua yang belum faham akan cinta dan kasih sayang?
Hingga kalian yang dulunya begitu anggun, perlahan aura kesucian dan kebeningan hatimu mulai memudar dan redup saat usia remaja menghampirimu.
Mungkin kamu bertanya pada kami 'orang dewasa' "kenapa bisa begitu..?"
Wahai puteri kecil, maafkan kami... itu karena kesalahan kami yang tidak pandai merawatmu. Kami terlalu sibuk dengan dunia orang dewasa, hingga jarang memperhatikan perkembangan ahlakmu.
Kami sering acuh saat engkau meminta kami bermain dengan mainan barumu, hingga ahirnya tanpa kami sadari sifat itu terpatri dalam hatimu. Mungkin itulah untuk saat pertama kali dirimu merasakan kekecewaan.
Sekali lagi maafkan kami 'orang dewasa' yang belum bisa mengarahkanmu dengan baik sesuai tuntunan Rasulmu.
Puteri kecil...
Alhamdulillah, mungkin masih ada sedikit waktu buat kami untuk menebus semua kesalahan itu. Ijinkan kami mengajarimu tentang kesederhanan, ijinkan kami mengajarimu tentang makna penerimaan, ijinkan kami mengajarimu tentang kemandirian, ijinkan kami mengajarimu makna sabar, ijinkan kami mengajarimu bagaimana caramu mencintai Tuhanmu, karena itulah hal yang terpenting buatmu kelak kalau sudah seusia kami.
Puteri kecil...
Suatu saat nanti, kami ingin melihatmu menjadi sosok peremuan shalihah nan tangguh dalam menjaga keimananmu. Melihatmu tersenyum manis dalam badai cobaan, melihatmu masih bisa berkata "Ilahi anta maqsuudi, waridloka mathluubi..." saat fitnah dunia mulai memalingkanmu dari cintamu kepada Tuhanmu.
Puteri kecil...
Jangan berhenti mempelajari hikmah kehidupan, karena disitu akan selalu ada obat untuk pelipur laramu dari tipu daya jin dan manusia.
Untuk yang terahir, wahai puteri kecil nan cantik...
Ambillah kebajikan yang pernah kami berikan
Buanglah keburukan yang pernah kamu saksikan
Berjalanlah lurus melewati dunia remajamu
Berjalanlah dengan tegak menghadapi dunia dewasamu nanti
Saat kau tersesat dan tidak tahu arah
Menengoklah kebelakang, ingatlah rumah kenangan hikmah dihatimu
Kemudian tataplah kedepan kembali, karena pada hakikatnya kehidupan adalah sama
Seperti jarum jam yang akan kembali pada tempat permulaannya memulai perjalanan
Sampai kan kabar ini keteman sepermainanmu
Dan jadilah seorang ratu diatas mahligai ketaatan dan ketabahan
Salam sayang penuh santun dari kami 'orang dewasa'
0 comments:
Post a Comment