Teruntuk jiwa tiada yang gerah menjaga ketulusan
Teruntuk hati yang ihlas saat disinggahi
Berkali-kali ku yakinkan pada dirimu
"bahwa tak ada yang bisa mengalahkan ketulusan"
"bahwa tak ada yang bisa mengalahkan ketulusan"
Sejauh mana hati itu pergi
Sedalam mana kebencian hinggap dihati
Sepedih apa saat sanubari terasa disakiti
Jangan kau anggap sakitmu adalah kesengsaraan
Jangan pernah berfikir bahwa hatimu nyaman dengan kebencian
Jangan pernah tersirat bahwa semua rasa sakit itu adalah kemalangan
Karena itulah salah satu cara Tuhan menyatukan dua hati yang saling berseberangan
Lembutkan hatimu saat bara amarah menghampiri
Santunkan perasaanmu dengan tidak menutup sebuah kemungkinan yang bisa terjadi
Jernihkan hatimu saat badai dihatimu mulai memporak-porandakan kenangan
Sungguh Sebuah kenistaan saat engkau berfikir bahwa
"rasa sakit ini tak kan mampu terobati"
"rasa sakit ini tak kan mampu terobati"
Istirahat kan sejenak kepayahanmu akan kekecewaan
Manjakan ingatanmu dengan indah kenangan
Karena itu sudah menjadi bagian dari laju kehidupan
Aku yakin suatu saat nanti kau akan kembali menyampaikan salam keberkahan
Menikmati kembali prahara hatimu dengan sunyum ketulusan
Disini aku tidak akan melupakan setiap gurit dalam kenangan
Aku akan mengingatmu saat kau marah
Aku akan mengenangmu saat kau tidak memperdulikanku
Karena ketulusan ini tidak akan bisa dibeli oleh perpisahan
Mesti ratusan kata pisah harus ku ucap atau kau ucap
Karena hanya satu keyakinanku
"Suatu saat nanti kau akan kembali.."
Meski tidak setulus dan sesempurna dulu, itu sudah cukup bagiku.....
Karena itulah salah satu kewajibanku untuk membuatmu sempurna dimataku
Begitu juga denganmu
Untuk itu, ijinkan ku duduk setia seraya menunggu diatas bangku kosong
kenangan dan penantian
kenangan dan penantian
[dalam kenangan]
0 comments:
Post a Comment